SEJARAH, MAKNA DAN ASAL MULA VALENTINE'S DAY
Sumber Ilustrasi : www.voa-islam.com |
14 Februari. Tangal itu merupakan hari perayaan terhadap dihukum matinya seorang pahlawan kristen yaitu: Santo Valentine, kejadian ini terjadi tepat pada tanggal 14 februari 270 M.
Valentine adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama. Itulah makna dibalik nama valentine day's, sekarang mari kita lihat bagaimana sejarah asal mula hari Valentine Day's itu. Hari raya ini adalah salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (yang menyembah berhala), bangsa romawi telah menyembah berhala semenjak 17 abad silam.
Tentang sejarah valentine ini ada banyak versi yang menyebutkan, tetapi dari sekian banyak versi menyimpulkan bahwa hari valentine tidak memiliki latar belakang yang jelas sama sekali.
Perayaan ini telah ada semenjak abad ke-4 SM, yang diadakan pada tanggal 15 februari, perayaan yang bertujuan untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undian untuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas yang berisikan nama, para gadis mendapatkan pasangan.
Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggallah seorang pendeta kristen yang juga dikenal sebagai tabib (dokter) yang dermawan yang bernama Valentine. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya. Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya. St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya.
Sejak kematian Valentine (14 februari), kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan. Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Valentine Days". Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Begitulah sebagian sejarah asal mula Valentine's Day sebagaimana yang dilansir dari immanta.com
Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual yang mendunia, tak terkecuali di Indonesia.
Valentine’s Day diasumsikan sebagai Hari Kasih Sayang, dimana orang-orang mengekspresikan kasih sayang tersebut dengan cara bertukar kado, memberi kartu ucapan, memberi coklat, memberi bunga, menyatakan cinta karena dianggap momen yang tepat, dan hal lainnya juga dianggap sebagai moment yang paling indah dan romantis dengan pasangannya. Agar tidak kelihatan formal, peringatan ini dibungkus dengan hiburan atau pesta-pesta.
Valentine’s Day.
Valentine’s Day.
VALENTINE'S DAY DALAM AKAL SEHAT
Valentine's Day dimaknai sebagai Hari Kasih Sayang. Menunjukkan kasih sayang adalah hal yang baik, tetapi lebih baik lagi jika tidak dilakukan hanya pada tanggal 14 Februari.
Bagi muslim yang berakal sehat, Valentine’s Day adalah suatu moment yang tidak pantas dan sangat ironis dirayakan oleh kita, karena sudah jelas kita bisa berbagi kasih sayang setiap hari, kepada keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang di sekitar dengan cara yang khas dan baik. Kita bisa menunjukkan kasih sayang dengan berbagai cara, misalnya berkumpul bersama keluarga, menyediakan waktu untuk sahabat, memberi perhatian pada mereka, dan lain-lain.
Dalam hal lain, Valentine's Day pada umumnya dirayakan dengan pesta dan huru-hara yang menimbulkan efek negatif seperti kekacauan dan keborosan. Tak jarang, Valentine dijadikan ajang untuk menyalurkan hawa nafsu. Sedangkan berkumpul setiap hari dengan orang-orang terdekat akan membuat kita berbagi kasih dengan cara yang positif.
Namun perlu kita sadari bahwa selama ini kita lebih terenyuh kata "kasih sayang" daripada mencoba memahami dan mengkaji dari mana asal budaya tersebut dan nilai yang terkandung di dalamnya. Pasalnya, banyak sekali orang yang salah kaprah dalam menyikapi moment tersebut.
Valentin’s Day adalah budaya orang-orang barat yang dirayakan setiap tahun dengan perayaan yang sangat meriah dan mengglobal. Moment dalam pada itu merupakan moment sangat amoral dan sangat dilarang bagi kaum muslim. Karena hampir semua orang yang merayakan hari tersebut bukan sekedar memberi bunga dan coklat tapi jauh dari itu menghalalkan dirinya berhubungan badan (free sex) dalam memuaskan ekspresi kasih sayangnya. Bisa dinalar dengan akal sehat bahwa Valentine's Day dapat merusak moral anak bangsa karena tidak sesuai dengan norma bangsa yang berdasar agama, seperti Indonesia.
Bangsa kita berbeda dengan bangsa barat yang ada di Eropa. Di Amerika, seminggu sebelumnya dan seminggu setelahnya di moment Valentine's Day dikenal dengan "Condom Week" (Pekan Kondom Nasional), karena dengan perayaan itu dikhawatirkan akan terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat luar biasa. Di Inggris, dikenal "The National Impotent's Day" sebagai hari sex bebas Nasional.
Bangsa kita berbeda dengan bangsa barat yang ada di Eropa. Di Amerika, seminggu sebelumnya dan seminggu setelahnya di moment Valentine's Day dikenal dengan "Condom Week" (Pekan Kondom Nasional), karena dengan perayaan itu dikhawatirkan akan terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat luar biasa. Di Inggris, dikenal "The National Impotent's Day" sebagai hari sex bebas Nasional.
Di Indonesia sebagaimana survei salah satu surat kabar yang dilakukan oleh 314 responden bahwa pada tahun 2005 pada moment Valentine's Day ditemukan data 24% remaja Indonesia melakukan jalan-jalan, makan, ciuman dan hubungan sex, pada tahun 2006, ditemukan 54 % di kota Bandung melakukan hubungan sex, di Jakarta 51%, dan pada tahun 2008, berdasarkan survei oleh Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) ternyata ditemukan data yang lebih mengejutkan 62,7 % remaja SMP melakukan hubungan sex. Sungguh memprihatinkan, bukan!
Sadarlah, bahwa Valentine's Day bukan berasal dari Indonesia. Perayaan Valentine's Day adalah budaya Barat yang menyebar luas di dunia dan menjadi kebiasaan. Banyak remaja Indonesia yang sebenarnya tidak mengetahui tentang sejarah Valentine's Day. Tidak mengetahui apa makna dan tujuan Valentine's Day. Jadi, bisa dibilang kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan karena zaman. Ikut-ikutan tanpa tahu asal-usulnya tidak baik lho! Beberapa diantara mereka tahu bahwa Valentine's Day adalah budaya non muslim tapi tetap merayakan karena gengsi atau tidak peduli pada hukum merayakan Valentine's Day.
VALENTINE'S DAY DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Islam tidak pernah mengharamkan dengan yang namanya Cinta, bahkan Allah telah memberikan ruang untuk Cinta dengan menafikkan dirinya dengan sifat Ar Rahman dan Ar Rahim (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).
Islam tidak pernah mengharamkan dengan yang namanya Cinta, bahkan Allah telah memberikan ruang untuk Cinta dengan menafikkan dirinya dengan sifat Ar Rahman dan Ar Rahim (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).
Allah SWT. berfirman kepada kita semua dalam Al-Qur an, bahwa kuta memang dhiaskan atau diberikan perhiasan yaitu dengan tertariknya kita terhadap wanita, anak-anak, emas, perak dannlainnya. Itu semua dinamakan perhiasan-perhiasan dunia.
Allah tidak mengharamkan cinta, tapi Allah mengaturnya secara khas dan baik, sehingga kita dapat menyalurkannya dengan baik pula.
Berbeda dengan pemahaman remaja di era sekarang dimana perhiasan-perhiasan itu dimaknai dengan nafsu dan penyaluran yang salah.
Berbeda dengan pemahaman remaja di era sekarang dimana perhiasan-perhiasan itu dimaknai dengan nafsu dan penyaluran yang salah.
Dalam Islam, merayakan Valentine's Day bukanlah cerminan perilaku umat Islam. Umat islam memang diperintahkan untuk mengasihi saudaranya, tetapi tidak dengan cara yang salah. Jika kita ingin berkasih sayang, bukan berarti harus berkiblat pada Valentine's Day, bukan? Sadar atau tidak, Valentine's Day telah menyempitkan kasih sayang menjadi hanya sehari. Dalam Valentine's Day pun cinta hanya dihargai sebatas kartu ucapan, coklat, bunga, dan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama. Miris sekali jika berbagi kasih sayang justru bisa menjerumuskan kita kepada perzinahan.
Valentine's Day bukanlah kebudayaan islam. Awalnya Valentine's Day merupakan suatu perayaan jamuan supercalis bangsa Romawi Kuno yang setelah memeluk agama nasrani menjadi acara keagamaan yang berhubungan dengan seorang pendeta yang bernama St.Valentinus. Jika kita merayakan Valentine's Day sama saja kita mengikuti ritual agama tersebut dan menghormati si pendeta. Dan itu bisa menjadi syirik. Mari kita renungkan firman Allah SWT dan hadist Rasulullah SAW berikut ini.
Firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S. Al-Isra : 36)
Hadist Rasulullah SAW :
“Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu.”
KONKLUSI
Kita bisa berbagi kasih sayang setiap hari, kepada keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang di sekitar kita. Sebagai umat Islam yang berakal sehat, mengucapkan, memperingati atau merayakan Valentine's Day adalah perbuatan yang tidak boleh. Dan siapapun yang melakukannya, berarti ia sama dengan umat Nasrani, yang merayakan hari tersebut atas mengagumi dan menghormati tradisi leluhurnya.[]
Tonton juga videonya di https://youtu.be/kIqtI7XsqB0
Tonton juga videonya di https://youtu.be/kIqtI7XsqB0
____________________________________
SUARA SANTRI TENTANG VALENTINE'S DAY
*Caption : Sizam.editing.doc. |
#M Samil Zamil (@SantriIntelek @SantriMenulis @SantriBlogger)
Bagi Muslim yang berakal sehat, Valentine’s Day adalah suatu moment yang tidak pantas dan sangat ironis dirayakan oleh kita, karena sudah jelas kita bisa berbagi kasih sayang setiap hari, kepada keluarga, teman, sahabat, dan orang-orang di sekitar dengan cara yang khas dan baik. Kita bisa menunjukkan kasih sayang dengan berbagai cara, misalnya berkumpul bersama keluarga, menyediakan waktu untuk sahabat, memberi perhatian pada mereka, dan lain-lain.
_________________________
*Caption : Sizam.editing.doc. |
#Intan Nur Aini (Santri pegiat Tahfidz Al Qur'an DUA - Jember)
Valentine's Day. Sebagaimana nyatanya, Valentine's Day adalah hari yang dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang Internasional. Sangat ironis, apabila yang merayakan adalah remaja kalangan muslim karena realita yang ada di lapangan mereka berada dalam perbuatan yang negatif dan itu dilarang dalam Islam. Jadi bukan sebuah pilihan lagi merayakan atau tidak merayakan, karena Valentine's Day srbaaimana yang terjadi tidak boleh (haram) bagi umat Islam untuk dirayakan.
_______________________
#Rahmatul Arifin (santri pegiat FLB DUA Jember) :
Menurut saya, jika Valentine's Day diartikan sebagai "Hari Kasih Sayang" maka dalam Islam setiap saat adalah Hari Kasoh Sayang, karena memang kasih sayang harus dilakukan setiap hari bahkan setiap saat, tidak dibatasi ruang dan waktu kapan dan kepada siapa, termasuk kepada yang berbeda agama. Dalam Islam, berkasih sayang merupakan anjuran yang terkemas dalam "silaturrahim" bukan malah Valentine's Day, adat terlarang berasal dari orang -orang barat.
_________________________
Valentine's Day dalam pandangan saya, tidak penting dan tidak layak dirayakan oleh umat Islam, karena hari itu adalah hari kemaksiatan yang mengglobal. Saat ini, budaya perayaan ini merajalela, sehingga banyak dari kalangan remaja muslim ikut merayakannya. Mereka lupa ajaran agamanya dan sibuk akan pesta di hari itu. Valentine's Day sudah meracuni remaja muslim dan membawa mereka ke dalam kesesatan. Jadi Valentine's Day adalah besar kemaksiatan!
_________________________
_________________________
#Siti Komariyah (Santri pegiat Tahfidz Qur'an DUA - jember)
Valentine's Day. Adalah hari yang menurut orang barat adalah hari kasih sayang, tapi menurut saya itu adalah hari terlaknat, karena pada hari itu orang-orang yang merayakannya memproyeksikan kasih sayang dengan bebas, sebebas bebasnya. Namun ada saja umat Islam yang juga ikut keluar merayakannya, mulai dari memberikan coklat, bunga bahkan sampai memberikan harga dirinya kepada orang yang dijadukan sebagai pasangannya.
Jadi Valentine's Day bisa dikatakan hari kebebasan memproyeksikan kasih sayang, namun sebenarnya kebebasan kemaksiatan.
#Imroatul Fathoniah (Santri /Siswi XI B SMK DUA -jember)
Saat Valentine's Day tiba, para remaja ikut merayakan. Mereka keluar bersading dengan pasangan yang belum sah (pacarnya) dengan semaunya, layaknya pasangan suami istri.
Valintine's Day itu adalah budaya barat yang dapat merusak moral kita. Sebagai umat Islam kita tidak boleh ikut merayakan tradisi itu. Kita memang boleh tolong menolong dalam hal kebutuhan hidup bersama mereka, tapi kita tetap tidak boleh apabila sidah menyangkut keyakinan dan akidah. Tidak boleh! Karena itu akan merusak kita dalam sebagai umat beragama.
Kita punya banyak tradisi sendiri, seperti halnya Maulid Nabi, Idul Fitri dan Idul Adha dll. Banggakanlah tradisi itu dan berhati-hatilah dengan tradisi barat karena ia datang membawa mudharat kepada kita.[]
| Jember | 12/ 02 /2019 | PPDUA. CMD. SBRJMB. JMBR|