*Pena Inspirasi : Jika kita berpikir bisa maka kita bisa. Isilah otak kita dengan prinsip dan optimis bahwa semuanya tidak ada yang tidak bisa selagi ada usaha |
“Layang-layang naik sebab menantang angin bukan mengikuti arus angin” begitulah salah satu kata bijak Kahlil Gibran yang sempat aku hafal itu. Aku mencoba menanamkannya dalam dalam di pikiran dan selalu berusaha mengemplementasikan kalimat tersebut dalam kehidupan nyata.
Menurutku kalimat sederhana itu ada cocoknya dengan apa yang sering terjadi padaku dan mungkin juga kebanyakan orang saat teman-teman di sekeliling mereka lebih bisa dari pada dirinya. Tapi tidak semuanya. Karena aku juga sering melihat anak-anak dimana ketika melihat orang lain hebat hanya mengatakan “Memang orangnya hebat” seakan tidak ada rasa tertantang sedikitpun dan memasrahkan potensi padanya.
Adalah hal yang perlu kita sadari karena kita lahir ke muka bumi ini dengan tuhan yang sama dan kasih sayang yang sama, sama-sama makhluk, dan sama-sama dilahirkan dari cucu-anak adam juga, hanya saja yang membuat kita beda adalah usaha. Masalah usaha, memang seharusnya kita tempuh selagi menjadi orang hidup sebab hidup itu adalah pilihan, dimana antara yang baik dan buruk yang menentukan adalah kitanya.
Senada dengan perkataan Ippho “right” Sentosa dalam salah satu bukunya, bahwa hidup wajib bahagia bahkan masuk surga. Lho mengapa dia mengatakan begitu? Dia sangat kuat atas landasannya bahwa hidup adalah pilihan. Mengapa harus yang sensara kalau yang bahagia kita bisa? betul bukan?
Back to awal. Lantas, bagaimana dengan kalian yang hanya selalu pasrah dan merasa tidak bisa dengan apa yang menjadi titik kekurangan pada kalian. Ayo... mereka bisa kita harus lebih bisa. Caranya? Usaha plus doa sama dengan tawakkal.
Sedikit cerita tentang masa laluku. Sejak dahulu, aku dikatakan suka cari teman dan berteman, berjiwa sosial. Sekarangpun masih berjiwa yang sama (wk), makanya sapa aku kalau mau kenal dimanapun ketemu asalkan jangan di toilet yach ? hehe ! Lanjut cerita. suatu hari aku bermain bersama teman-teman sebayaku. Kalau tidak salah, kami main klereng. Ya. Klereng ! Di pertengahan permainan, pas asyik-asyiknya bermain, salah satu diantara temanku curang. Tidak memberikan klereng yang sudah dikenai tembakan klerengku. Membantah meski aku memintanya dengan alasan sebagaimana mesti. Teman-temanku yang lain juga membenarkan. Tapi tetaplah ia mengkal. Tidak mau memberikan klerengnya dengan alasan bahwa klerengnya tidak dikenai. Permainan pun jadi kacau dan tidak bisa dilanjutkan. Aku rebut semua klereng yang ada di genggamannya. Terjatuh ! semua teman-teman mendukungku. Karena memang aku berada di posisi yang benar. Dan ia dengan lakon curangnya itu, mengejarku dan memukulku. Aku pun pulang dengan menangis dan mengadukan semuanya pada ummi. Ternyata bukan malah didukung. Ummi marah-marah. Dan di sela-sela kemarahan itu, Ummi memanaskan kepalaku.
“kalau kamu benar-benar tidak salah, jangan pernah mengalah, kalau orang memukul satu kali, kamu harus dua kali, selagi kamu tidak salah! ” demikian ummi berpesan. Entahlah kalimat jorok atau baik itu ? tapi sampai saat ini. Ia begitu dalam tertanam dalam diriku. Ya ! prinsipku tidak mau kalah selagi di posisi yang baik. Kalau mereka bisa, aku harus menuntut diriku sendiri untuk jauh lebih bisa dan me- luar biasa.
Dan sudah banyak yang kualami selama ini, ketika di kelas, di organisasi, ataupun kegiatan-kegiatan lainnya di pondok pesantren yang aku tempati kali ini. Dan itu terbukti bahwa ketika kita merasa tersaingi dan ada rangsangan dari pihak lain. Itu Sangat lekat sekali dalam benakku. Hingga tumbuhlah rasa semangat yang berapi untuk kemudian tampil lebih wah dan profesional.
So. Buat semuanya, Ayo fastabiqul khoirat ! kalahkan semua rivalmu hanya dengan modal berusaha dan berdoa ! let’s go ! (*)
|BC-A, 10 September 2014
*Buat kalian yang tak merasa tertantang, semoga segera sadar!
No comments:
Post a Comment