*Santri Banyuanyar saat sowan ke pengasuh
sebelum libur dari pondok.
|
10 Rabiul Awal 1440 H.
Salam teruntuk Santri ...
Selamat berlibur untuk kalian, selamat jalan menuju kampung kelahiran. Hati-hati di jalan. Di rumah, bapak-ibumu sedang menantikan, dan jangan lupa sampaikan pesan pengasuh yang tadi malam, pesan itu mengandung amanah yang perlu dikaji dalam-dalam, pesan dimana kalian harus mengamalkan, mulai dari harus berkata sopan dengan bahasa "perpesan", berpenampilan rapi ala santri "kopiah dan sarung" tetap diprioritaskan, bukan celana jeans dan rambut punk, karena itu bukan citra santri yang diajarkan. Tak kalah penting berakhlak yang baik nan sopan, sehingga semua orang suka dan membanggakan kalian.
Kurang lebih sebulan kalian berliburan. Gunakanlah waktu untuk kebaikan, bukan untuk jalan-jalan, apalagi bersepeda kebut-kebutan, bukan pula pamer gaya di tepi-tepi jalan, apalagi berpacaran dan kencan. Jangan sampai itu dilakukan, karena itu akan mengecewakan orang tua dan keluarga kalian dan merupakan bentuk pencemaran terhadap pondok yang kita sayang. Aku ingatkan yang demikian karena itu rawan dilakukan.
Santri dan media sosial. Canggihnya era sekarang, ayo kita gunakan untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Gunakan media sosial, berstatuslah untuk membawa kebaikan, berupa gambar maupun tulisan, bukan besrselfie lalu update untuk dipajang seperti orang berjualan. Gunakan media sosial untuk dawah bil qolam juga billisan. Itu lebih baik, bukan ?
***
Bangga sekali jadi santri. Berbulan-bulan tinggal bersama Kyai. Di pondok kegiatannya banyak sekali, mulai dari menanak dan cuci baju sendiri, sholat berjama'ah rutin tiap hari, belajar dan mengaji kepada ustad dan kyai. Semuanya serba mandiri. Tapi disanalah kita belajar arti hidup yang sejati. Mandiri meneguhkan jati diri, bersama teman belajar bersosialisasi, sebagai persiapan untuk di masyarakat nanti.
Santri : berakhlak terpuji, rendah hati, kepada sesama selalu peduli, kepada orang tua berbakti, kepada bangsa dan negara berkontribusi dan kepada agama menttaati. Itulah hakikat santri, anak didik para Kyai.
Santri : teruslah berjuang untuk selalu berbakti kepada agama dan negeri, agar hidupmu menjadi berarti !
2018 (Room, 14.22)
No comments:
Post a Comment