Artikel || Opini || Catatan || Cerita || Puisi || Motivasi ¤ BERKARYA UNTUK SEMUA ¤

MENGAPA FILM G 30 S -PKI TAK TAYANG LAGI?

"Bukankah sebelum reformasi Film G 30 S -PKI rutin tayang setiap September di TVRI? Lalu ada apa sekarang? Mengapa tidak lagi ditayangkan ? Adakah tangan tangan jahat yang sengaja menekan untuk tidak tayang lagi?
***

"Bangsa kita sedang menghadapi banyak sekali permasalahan" begitu kata pak Joko Purnomo, wakil ketua Koramil Sumberjambe Jember, di sela sela pemaparannya di hadapan para calon peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) SMK Darul Ulum As Surur Jember. Saya, yang mendampinginya sebagai moderator waktu itu hanya mengiyakan pernyataan itu, karena memang secara realita bangsa kita lagi menghadapi banyak permasalahan.

Mulai dari kelompok yang mau menang sendiri, HOAX, pengangguran, hingga pada sektor yang sangat vital yaitu, Sumber Daya Alam raya kita yang dikelola oleh asing, dan juga ketidakadilan yang membuat bangsa kita timpang. Tambahnya.

Bangsa kita telah lama dirabunkan dari wawasan Nusantara (wasantara) sejak sekitar 20 tahun yang lalu, tepatnya, pasca reformasi. Pasalnya para pelajar yang mengenyam pendidikan setelah masa itu tidak lagi diajarkan tentang sejarah bangsa dan dasar dasar negara Indonesia.

Sebagai konsekuensi, generasi masa depan bangsa begitu mudahnya mengacuhkan kebudayaan bangsanya, justru sebaliknya lebih senang mengadopsi budaya luar, yang nyatanya menjajah bangsa Indonesia.

Bangsa kita disusupi ideologi luar yang yang perlahan mengubah ideologi bangsa dari dalam, dimana eksistensinya jelas mengancam keutuhan, karena ingin mengganti dasar negara, seperti Pancasila dan UUD 45.

Dan bahkan film G 30 S PKI yang dulu rutin tayang di chanel chanel televisi, sekarang sudah tidak lagi, padahal film tersebut adalah refrensi kuat bagi rakyat Indonesia bahwa Komunisne adalah ideologi terlarang untuk tumbuh di Indonesia.

Menjadi pertanyaan besar bagi kita, setelah mengetahui hal hal tersebut, ada apa dengan Film G 30 S- PKI, mengapa sejak reformasi tidak lagi ditayangkan di chanel - chanel Televisi? Bukankah sebelum reformasi rutin tayang setiap akhir bulan September di TVRI. Ya, ada apa dengan Film G 30 S PKI? Siapakah tangan tangannya?

Pertanyaan itu pun sempat saya layangkan ke beliau, selaku pemateri, jawabannya juga tidak memastikan, namun tangan tangan jahat itu adalah sesuatu yang niscaya, dan sengaja sembunyi dalam menekan chanel Televisi nasional.

Hal itu lebih berbahaya daripada penjajahan dulu, karena itu tidak tampak di mata namun mencolek mata.

Selaku rakyat yang sangat cinta Indonesia, kami menuntut TVRI kembali memutarkan G 30 S PKI, karena pengkhianatannya nyata terhadap bangsa. PKI telah membuat bangsa Indonesia luka dan berdarah darah.

Anak bangsa harus tau tentang sejarah kelam bangsa, supaya luka lama tidak terulang kembali, baik melalui kegiatan non formal di masyarakat, maupun formal di sekolah sekolah dan kampus kampus, yang diatur dalam sistem kurikulum pendidikan oleh yang berwenang.

Anak bangsa juga harus tau tentang para pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan, agar tau bagaimana lelahnya meraka dalam menggagas dan membentuk kedaulatan bangsa.

Dan agar hasil perjuangan pendiri bangsa yang menjadi dasar negara ; Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, selalu terasa berharga, sehingga diamalkan dalam kehiduan sehari hari, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ya, agar Pancasila dipatuhi dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari, UUD 45 dilaksanakan dengan baik dan se adil adilnya, Bhinneka Tunggal Ika benar benar djiwai dalam kehidupan bermasyarakat, supaya tercipta kerukunan dan toleransi yang kuat dan NKRI selalu diperjuangkan supaya berdaulat, utuh dan selamat.

"Usia kami sudah tengah ke atas, mulai menuai, amalkan empat pillar tersebut dalam kehidupan sehari hari, karena kalianlah para generasi kami!" ucap pria kelahiran Kediri 45 tahun lalu itu kepada semua calon peserta PKL, lalu mengakhiri pembicaraan.[]


*|Inspirasi : Bpk. Joko Purnomo (Waka. Koramil Sumberjambe Jember*
*|Penulis : M Siryi Zamil*

|Jember, 28 September 2018 |Room, 13.20 WIB.

>>>>>
Dapatkan Bonus 50$ dan Gandakan sampai 500$.
100% Tanpa modal.
Cara untuk menuju dunia Forex.
link:
https://idnfbs.forex/?ppu=6896266
Share:
Read More

SERIBU KEBANGGAAN SEORANG SANTRI



"Santri adalah generasi penerus yang tidak hanya agamis tapi juga intelek. Bangsa yang besar di belakangnya selalu ada santri yang berdoa dan berusaha. Banga jadi santri"
________ 

Profesi santri bagi saya adalah sebuah kebanggan yang luar biasa. Siapa saja yang memilih menjadi seorang santri, dia sudah mengambil pilihan yang besar tentunya. Karena di pundak kaum santri-lah sebenarnya amanah besar dititipkan. Selama ini, santri ibarat lentera di tengah pusaran pertempuran peradaban yang kian mencekam. Bahkan pada saat gelora dan hiruk-pikuk hedonisme kian memanas, maka kaum santri tampil di garda paling depan sebagai benteng yang siap tangkis.

Memang, mendengar istilah Santri dan pesantren, mungkin yang akan terbesit di benak kita sebuah tempat menuntut ilmu agama, yang memilki peraturan ketat dengan sarana yang serba sederhana, sebuah tempat kuno yang tidak didukung dengan tekhnologi yang maju. Dan  bahkan andai kata orang tua kita  menawari kita untuk mondok di pondok pesantren. Mungkin kita akan banyak pertimbangan yang sangat lama atau langsung menolaknya. Berbeda jika orang tua kita menawari kita untuk belajar di sekolah luar (pendidikan formal), tanpa banyak kata pasti kita akan lansung mengiyakan. Itu hanya bagi orang yang berpikir dangkal. Tapi bagi orang yang benar benar berpikir akan eksistansi sebuah pesantren yang sejati. Maka, santrilah sebagai orang-orang pemenang, karena gerakan pertama yang berhasil dalam memberikan kontribusi yang amat besar terhadap kemerdekaan negara kita dulu adalah santri, berlanjut hingga sekarang, santri memilki peran penting dalam perdamaian masyarakat.

Apakah hanya dengan sarana yang serba terbatas itu, pesantren dipandang sebelah mata? Atau karena di pesantren tidak bebas, semuanya serba dibatasi dengan peraturan? Sarana dalam pesantren yang serba kurang, terlebih pesantren salafi, dimana hanya menggunakan kitab klasik sebagai bahan pembelajaran, dan tidak dilengkapi dengan fasilitas seperti tekhnologi; komputer, mikroskop juga internet dan lain sebagainya. Kendati demikian, kualitas ilmu yang didapat seorang santri lebih unggul daripada pendidikan formal di luar. Apalagi di bidang ilmu agama yang sangat mumpuni. Seperti, ilmu tauhid, ibadah, taswwuf, fiqih dan lain semacamnya.

*Santri*

Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas para santri. Diantaranya;
Pertama;berbudi pekerti yang baik
Pesantren sebagai tempat pendidikan bagaimana bersikap baik (mahmudah) seperti, tawadduk (rendah hati), ta’awwun (tolong menolong), sabar (menahan diri), Qonaah (menerima apa adanya) dan lain sebagainya. Dan menjauhkan diri dari sifat yang buruk, seperti halnya dengki, dusta, sombong dan lain sebagainya. Dengan itu, hal maklum jika santri lebih disegani oleh masyarakat luas. Karena sifat-sifat itulah yang dimiliki oleh seorang santri.

Kedua; penggerak amal makruf nahi mungkar
“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang makruf dan mencekah pada yang mugkar. Mereka adalah orang-orang yang beruntung”  (Q.S. Al-Imron, 104)
Ayat itulah yang dijadikan pedoman oleh santri dalam hidupnya. Salah satu ciri-ciri seorang santri, mereka mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka adalah penjaga perdamaian dan ketentraman di muka bumi, seperti halnya memberikan ceramah dan yang lainnya. Dengan itulah, santri memiliki peran penting dalam perjalanan agama islam sebagai  generasi para ulama yang akan menyampaikan risalah nabi kita.

Ketiga;penuntun masyarakat
Sebagai umat beragama, sudah sewajarnya jika mempunyai aturan dan kewajiban dalam agama yang disandang. Bagi orang Islam, rukun Islam merupakan hal paling pokok dalam kehidupannya. Dengan itu, mereka membutuhkan seorang guru untuk mengajari mereka. Sebab ajaran agama Islam tidak cukup dengan teori saja melainkan butuh praktek dan tata cara pelaksanaannya. Di Indonesia, ilmu agama tidak bisa didapatkan secara maksimal dalam pendidikan formal, karena waktu yang sangat singkat dan kurangnya praktek dalam kesehariannya. Satu-satunya tempat untuk bisa belajar secara menyeluruh tentang ilmu agama hanyalah di pondok pesantren saja. Sebab di pesantren serba mengandung nila-nilai agama yang sangat kental, seperti adanya shalat berjema’ah, ajian kitab dan rutinitas baca Al-Qur’an. Sehingga santrilah penyalur dari ilmu agama kepada masyarakat.

Keempat;selalu taqwa kepada allah
Banyak orang yang ingin mendapatkan kesuksesan saat mereka dewasa. Ada yang berharap menjadi orang kaya, orang terhormat, dan orang yang berkuasa. Namun, banyak yang menemukan bahwa impian sulit menjadi kenyataan. Dan banyak pula yang hidupnya tidak tenang setelah meraih impiannya.

Hal itu biasanya disebabkan karena rasa tidak puas dan kekhawatiran akan hilangnya apa yang telah mereka miliki. Padahal dalam dalam sebuah ayat sudah dijelaskan oleh Allah seperti berikut;.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Dengan berpegang pada firman Allah itulah santri menjalani kehidupan yang fana’ ini. Mereka percaya bahwa dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya mereka akan dicukupi rizkinya oleh Allah. Mereka memasrahkan seluruh hidup mereka kepada Allah. Mereka percaya bahwa Allah telah menanggung rizki mereka di dunia.

Kelima; tegas dan cerdas
Memang seharusnya santri berjiwa pemberani untuk setiap kebenaran dan berkata salah untuk setiap kebatilan tanpa harus mengenal kompromi. Namun demikian ketika mereka berhadapan dengan masalah furu’iyah, maka pada kondisi seperti itu santri harus mampu mengedepankan nilai-nilai toleransi dan memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat cara menyikapi perbedaan itu dengan sebaik mungkin, bahwa masalah furu’ dalam agama bukanlah sebuah persoalan yang harus ditanggapi serius untuk kemudian dijadikan ajang perdebatan.

Sayang seribu sayang, banyak orang yang tidak mengetahui hal-hal di atas. Mereka meremehkan santri, padahal santri memiliki kelebihan-kelebihan seperti di atas dan juga keunggulan-keunggulan lain yang sangat banyak jumlahnya.

Oleh karena itu, sebelum sesal datang di kemudian hari, jadilah seorang santri. Jadilah santri yang benar-benar santri (santri tulen), jangan menjadi santri yang asal-asalan!(*)

________________
*M SIRYI ZAMIL*, Santri Banyuanyar asal Tobai Barat Sokobanah Sampang. The founding father Forum Silaturahmi Antar Santri dan Alumni Sampang (FORSIASA)

>>>>>
Dapatkan Bonus 50$ dan Gandakan sampai 500$.
100% Tanpa modal.
Cara untuk menuju dunia Forex.
link:
https://idnfbs.forex/?ppu=6896266
Share:
Read More

UST. SYAFIUDDIN, GURU PANUTAN ISTIQOMAH

(salah satu guru senior PP.  Banyuanyar)


______________
_Innalillahi Wa Innaa Ilaihi Roojiun..._

Telah berpulang Ust. Syafiuddin Syahid. Pada hari Senin tanggal 17 September 2018 / 07 Muharram 1440 di RS. Slamet Martodirdjo (SMART) Pamekasan Madura.

Pesan Alm. Ust. Syafiuddin yang sangat sering disampaikan kepada santri Banyuanyar ;

 *"Jhe' toju'en e bankunah gurunah, karena cangkolang, ben ngurangeh barokanah elmoh"*

_(Jangan duduk di bangku gurunya, karena Cangkolang  dan mengurangi barokanya ilmu)._
______________


Kali ini kita hanya bisa mengenang betapa mulia jasa dan pengabdiannya kepada kita dan Banyuanyar tercinta. Seolah kita tidak terima secepat ini beliau pergi.

Kepergiannya adalah peristiwa dimana Banyuanyar kehilangan salah  saseorang figur terbaiknya, guru tauladan, penyabar dan istiqomah dalam membimbing para santri.

Kepergiannya adalah peristiwa duka yang sangat mendalam bagi kita semua, santri Banyuanyar. Tapi apalah daya... Panggilan Tuhan telah sampai pada gilirannya.

Santri Banyuanyar tak lepas dari didikan mulianya. Disaat kita masih santri baru pasti beliaulah yang mengenalkan kita apa Banyuanyar, bagaimana meraih barokah dan ilmu di Banyuanyar, hingga bagaimana menjadi santri yang baik Banyuanyar.

Beliau adalah pengantar bagi kita untuk menjadi santri Banyuanyar yang sebenarnya.

Beliau salah satu yang memberi contoh seperti apa istiqomah sebenarnya. Ya, setidaknya beliau menjadi cerminan santri Banyuanyar dalam amalan istiqomah, sebagaimana yang menjadi prinsip Banyuanyar. Gerakan satu tekad Istiqomah.

Bisa diingat bagi yang telah menjadi alumni dan dirasakan bagi yang sedang menyantri, sulit sekali didapati kegiatan bersama beliau libur, seperti ajian kitab (pot. kata santri). Hal  itu menjadi sebuah cermin bagi kita, seperti apa amalan Istiqomah yang sebenarnya.

Dan kali ini, tiada upaya untuk membalas semua jasa bimbingannya kepada kita, kecuali panjatan doa, semoga beliau senantiasa berada di tempat yang tenang di alam sana, diterima semua amal baiknya dan diampuni semua dosa dosanya. Aamiin...

_"Allahummaghfirlahu, Ustadunaa,  Warhamhu Wa Afihi Wa'fuanhu, Aamiin!"_

|Senin, 17 September 2018
|07 Muharram 1440

______________
|Penulis : M Siryi Zamil, Santri Banyuanyar tahun 2009-2015.

>>>>>
Dapatkan Bonus 50$ dan Gandakan sampai 500$.
100% Tanpa modal.
Cara untuk menuju dunia Forex.
link:
https://idnfbs.forex/?ppu=6896266
Share:
Read More

ANDAIKAN MATERI PELAJARAN SAMA DENGAN ISI SURAT CINTA


Bagi pelajar, isi surat cinta lebih menarik daripada materi pelajaran.

Surat cinta lebih gampang terespon oleh saraf daripada materi pelajaran. Satu informasi tentang hubungan kasih sayang seorang teman dalam sebuah kelas belajar dapat berlipat ganda menjadi informasi berjalan bagi mereka, sehingga terus diisukan dan disebarkan ke teman teman yang lain.

Begitu sering saya mengisi di kelas kelas setingkat SMP dan juga SMA, serta sering pula saya menguji bagaimana penangkapan para siswa terhadap sebuah text bacaan, baik dari modul sekolah maupun karya ilmiah sejenis artikel. Namun mayoritas mereka tidak dapat langsung memahami yang dibacanya, seolah hanya dapat membacanya dengan intonasi yang bagus.
Caption from INI's diary

Sebaliknya, saya juga begitu sering menemukan, jika sejenis surat cinta yang mereka kena baca, seolah terpahami secara dalam, sampai muncul anggapan anggapan yang dikembangkan menjadi narasi narasi. Makanya, tak jarang terlihat dimana diantara mereka yang tak saling sapa lantaran sakit hati, cemburu, iri dan sejenisnya.

Bisa dimaklumi, jika seusia pelajar SMP dan SMA lebih tertarik pada isi bacaan sejenis surat cinta, karena gaya bahasa surat cinta lebih emosional, lebih sejalan dengan masa keremajaan dan pubertasnya, daripada materi Aljabar dalam modul Matematika, yang kerap kali membuatnya mengeluh pusing dan sakit kepala.

Ya, maklum, namun saya hanya berenung, andaikan materi pelajaran menjadi bacaan yang emosional yang sangat menyentuh perasaan, sebagaimana isi surat cinta yang membuat mereka selalu tersenyum bahagia, bagi para pelajar di bangku sekolah dan mahasiswa di bangku kuliah, betapa luas wawasan yang akan dimiliki,  betapa dalam pengetahuannya, dan betapa cerdas pikirannya.[]

|Penulis : M Siryi Zamil
|Jember, 14 September 2018 |Room, 20.00
Share:
Read More

INSPIRASI DARI AYAH

My father is my hero

Kalau sudah pulang kampung, aku biasanya ikut ayah-ibuku ke tegal-tegal atau sawah. Karena tak enak rasanya jika hanya berjibaku di rumah atau menghidupi jalan dan jarang pulang.

Termasuk beberapa hari terakhir ini, aku sering menyusul ibu ke tegal, membawa ceret untuk menyirami bibit tembakau juga menanami kembali bibit yang gagal tumbuh.

Aku adalah salah satu anak yang sangat sering mengkritisi ayahku, yang tak pernah putus asa bertani tembakau meski sudah bertahu-tahun dirugikan selalu.

Mengapa tidak, orang ketika tumbuhan tembakaunya subur dan siap panen, ia tak jarang diguyur hujan, pasalnya, harus ditebang massal dan ditanamin tanaman lainnya..

"Kenapa masih ke tembakau. Tidak adakah jenis tanaman lainnya, pak ?" tanyaku sambil megang ceret yang sedang berisi air setengah.

"Kita tak pernah tau rejeki kita ada dimana, cong. Tapi rejeki kita tau kita ada dimana. Rejeki itu tidak pernah tertukar. Siapa tau rejeki kita di tembakau saat ini" jawab ayahku. Aku hanya terdiam membenarkan perkataannya dalam hati.

***

Jangan berhenti berusaha, mengiringinya dengan do'a dan tawakkal alallah. Itu kira-kira ilmu yang didapat dari sikap ayahku.


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 27 Ramadhan 1439 H.
|Sampang, 14 Juni 2018 |Langger, 18.30
Share:
Read More

INSPIRASI NIKAH



Aku punya teman. Di pondok dia juniorku. Dia kaderku. Yang pasti dari sesi pengalaman, dia tidak lebih banyak daripada aku. Tapi saat sekarang aku berlibur ke kampung halamanku, dia ternyata sudah menikah dulu, dia menyalipku. Hu !

Harusnya aku yang lebih dulu, namun karena aku berpikir harus menyelesaikan kuliahku, laah itu alasanku sehingga harus menunggu.

Perlu aku akui bahwa dia lebih bernyali dariku.  Sebenarnya, jika memang alasanku, karena harus menyelesaikan kuliah dulu, dia juga kuliah kok, padahal dari segi ekonomi dia sama denganku, tergolong orang tidak mampu.

Dari situ, coba bandingkan siapa yang lebih bernyali antara dia dan aku, pasti jawabannya dia, meski lebih junior daripada aku. Dia, tanggungannya keluarga dan kuliah, tapi aku hanya kuliah, hanya satu.

Suatu waktu dia keluar jalan denganku. Aku bertanya banyak tentang hal itu. Dia bercerita semuanya, mulai dari pertama datang ke rumah istrinya yang tidak dia kenal sebelumnya, sampai jadi diakaq meskipun dengan biaya yang sederhana, itu pun hasil dipinjami oleh salah satu temennya. Dia hanya bermodal percaya bahwa Tuhan selalu mengasihi keluarganya, selagi selalu taat agama, rajin ibadah dan bersosial baik dengan orang-orang di sekitarnya.

Dia mengakui bahwa sejak berkeluarga, dirinya seolah langsung mendadak jadi tua (dewasa). Jika sebelum menikah sering keluar rumah tanpa ada rasa beban dalam dirinya, setelah menikah jadi lebih kondusif di rumah dan berpikir untuk lebih bijaksana serta lebih berbaur dengan tetangganya, Jika sebelum menikah, belanja yang ringan-ringan, tapi setelah menikah, mulai memberatkan tangan.

Intinya, apa yang awalnya hanya dimiliki setengah-setengah, dengan menikah bisa menjadi sempurna. Mulai dari pemikiran, tanggung jawab dan juga rejeki yang diberikan oleh-Nya. Semuanya menjadi sempurna. Sekait dengan hadist nabi bahwa menikah itu menyempurnakan setengah agama.

***

Balik bertanya padaku, aku tanggapi bahwa aku ingin sekali sempurnakan setengah agama, tapi dalam benakku berkata "saat ini masih belum waktunya". aha aha

Barangkali ada pencerahan lainnya, monggo, aku sedang menunggunya....


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 26 Ramadhan 1439 H
|Sampang, 13 Juni 2018 (Rumah, 22.00)
Share:
Read More