MELLEK POLITIK
Jember - Banyuwangi. Selama dalam perjalanan menghadiri Haul Akbar RKH. Abdul Hamid Baqir, pada tanggal 23 Desember itu, banyak sekali hal yang kami bicarakan dalam mobil yang berisi 7 penumpang itu. Namun tidak bagi Saya dan juga 2 temen saya yang merupakan penumpang golongan muda dimana kami hanya berdiam saja selama dalam perjalanan.
Bagi kami, menguping lebih baik daripada ikut menimbrung pembicaraan demi pembicaraan penumpang golongan tua, meskipun sebagian besar yang dibicarakannya kami sangat tau dan paham, ya, kami lebih update kalau seputar kabar di televisi dan media sosial, hanya saja kami merasa tidak baik jika diantara kami saling memotong pembicaraan.
Sepengupingan saya, dari awal hingga akhir perjalanan pulang, pembicaraan mereka lebih pada seputar politik, mulai dari partai partai yang balihonya terpampang di sepanjang jalan, kyai politik dan kyai nyeleneh yang saat ini viral, hingga pilpres yang suhunya tak kalah panas daripada tema viral lainnya.
Dalam benak, saya hanya terbesit bahwa kalau masyarakat golongan tua, sebangsa petani dan buruh tani saja sudah cerdas berbincang ihwal politik apalagi golongan muda, setingkat pelajar dan mahasiswa, yang setiap hari disibukan dengan kajian dan demonstrasi di jalan jalan, tentu lebih cerdas dan lebih paham tentang itu semua.
Saya yakin sekali, bahwa semua orang di berbagai lapisan masyarakat saat ini sudah pada cerdas dalam memahami dan menilai permainan politik, lantaran terlalu banyak berita berita politik dan juga tentang benda benda yang terpolitisasi yang setiap waktu memadati semua beranda media mainstrem dan sosial.
Maka dari itu, maklum, jikalau sebagian orang lebih memilih bermain mobile legend daripada membuka akun media sosial, yang setiap waktu berseleweran dengan berita politik dan politisasi, karena mereka sudah sangat jenuh menjumpainya.
Kita tau bahwa orang baik menjauhi politik itu tidak baik karena jika orang baik menjauhi politik maka orang tidak baik akan memegang kendali kekuasaan. Kalau sudah memegang kendali kekuasaan, maka semuanya harus ikut kebijakan pemangku kekuasaan, sekalipun kebijakan tersebut tidak berpihak pada kebaikan.
Masalahnya, dewasa ini permainan politik sudah sangat terkesan buruk di kalangan masyarakat. Tidak memiliki kepercayaan di mata masyarakat. Jadinya, masyarakat bingung ikut politik siapa, karena semuanya tampak buruk dan menakutkan, seolah se mulia apa pun jabatan si penggelut politik, ia ternilai tidak baik dengan kepentingannya, baik kelompok maupun pribadi.
Dengan itu, dalam catatan kecil ini, anggap saja saya seorang mederator yang mengumpulkan banyak pembahasan diantara banyak pembicara, lalu menyimpulkannya dalam suatu wacana, bahwa masyarakat mulai resah dengan permainan politik masa kini, dan butuh pembuktian baru siapa tokoh politik yang baik untuk bangsa besar kita.[]
| Jember | Office | 24 Desember 2018 | 17.00 WIB.|
No comments:
Post a Comment