Artikel || Opini || Catatan || Cerita || Puisi || Motivasi ¤ BERKARYA UNTUK SEMUA ¤

PENCEMARAN PERAYAAN AGUSTUS


"Arakan Carnaval dalam rangka perayaan HUT itu tidak akan bernilai baik, jika dilakukan dengan joget joget di sepanjang jalan, sambil diiringi music disco kekinian, serta dengan gaya bebas kebarat baratan"

***


Agustus adalah bulan special secara nasional bagi rakyat Indonesia. Dalam tempo bulan itu, rakyat Indonesia mempertunjukkan berbagai aksesoris keindonesiannya ; memasang gambar pahlawan, menyanyikan lagu kebangsaan, mengibar bendera, menggelar perlombaan hingga memproklamerkan penampilan kebudayaan lewat arakan pawai yang sangat besar, dimana bahkan sebagai agenda wajib bersama di seluruh daerah untuk merayakan hari lahir Indonesia.

Hal itu tidak lain dan tidak bukan, untuk senantiasa mengingat jasa para pahlawan, yang dulu mati matian merebut kemerdekaan dari kolonial penjajah, dan senantiasa menanamkan jiwa nasionalisme terhadap rakyat Indonesia kedepan.

Perjuangan para pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan bukan dengan upaya biasa, tapi lebih dari itu, mereka mempertaruhkan nyawa demi nasib bangsa kedepan. Ya, semua yang mereka perjuangkan semata untuk menjungjung kehidupan rakyat yang  sejahtera, tentram dan aman sentosa.

Banyak sekali dari para nenek moyang dan pahlawan kita yang syahid dalam melawan penjajah, yang selama ratusan tahun memperlakukan pribumi dengan perlakuan yang tak  berprikemanusiaan.

Sungguh betapa perlu kita saat ini bersyukur dan mendoakannya setiap saat, para pahlawan bangsa. Ya, berdoalah, semoga para pahlawan bangsa di alam sana diberikan balasan yang istimewa oleh Tuhan.

Dalam mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan itu, rakyat Indonesia dengan rutin merayakan hari kemerdekaan, yang luput panjatan doa untuk para pahlawan yang telah berpulang.

Mamun, tampaknya semakin lama perayaan tersebut semakin pula bervarian, bahkan pada perayaan yang bisa dibilang menistakan nilai kemerdekaan itu sendiri.

Ya, perayaan kemerdekaan bumi pertiwi yang seharusnya dilakukan sebagai bentuk rasa bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi pertolongan,  justru sebaliknya, dengan perbuatan yang dimurkaiNya.

Seperti beberapa kejadian Agustus kali ini, khususnya di daerah yang saya tinggali dan beberapa daerah sekitar lainnya, dimana kegiatan Carnaval dipersembahkan secara bebas tanpa aturan dari yang memiliki wewenang di daerah tersebut.

Kendali para kepala daerah sangat berpengaruh terhadap perubahan pola pikir anak bangsa, dan setiap wewenangnya kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Oleh karena itu, persembahkanlah yang baik bagi anak bangsa, karena ialah harapan masa depan bangsa. Dahulu para pahlawan dalam mengusir penjajah, senantiasa dengan kalimat tauhid, bahkan puasa dan memanjatkan doa yang tak henti siang dan malam, namun saat ini perayaan itu dilakukan dengan joget joget di sepanjang jalan, perayaan yang penuh unsur mudharat, menistakan jasa para pahlawan, dan bahkan menjadi ajang kemaksiatan, yang mengundang murka Tuhan.

Arakan Carnaval dalam rangka perayaan HUT itu tidak akan bernilai baik, jika dilakukan dengan joget joget di sepanjang jalan, sambil diiringi music disco kekinian, serta dengan gaya bebas kebarat baratan.

Jadi, agenda perayaan kemerdekaan, selain bertujuan untuk mengenalkan jati diri bangsa terhadap para generasi, harusnya agenda utamanya adalah tasyakkuran, bukan justru menistakan dengan keboborokan yang mencederai. Itu yang harus rakyat Indonesi ketahui, supaya perayaan kemerdekaan selalu berindikasi pada nilai nilai kemerdekaan dan kebangsaan.]


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember,  30 Agustus 2018 |Office, 13.00


>>>>>
Dapatkan Bonus 50$ dan Gandakan sampai 500$.
100% Tanpa modal.
Cara untuk menuju dunia Forex.
link:
https://idnfbs.forex/?ppu=6896266
Share:
Read More

BERTEKAD TINGGI


Berlibur, tiba di Madura, besok hari setelahnya aku diajak jalan keluar oleh kakakku. Sepanjang perjalanan menuju Pamekasan itu, kami di atas kendaraan berbincang banyak hal dan panjang lebar.

Kakakku saat ini adalah interpreuner, sementara aku backgroundnya di pendidikan. Dari perbedaan background tersebut, terjadilah komunikasi yang bersinergi dan saling mengisi.

Aku bicara banyak sekali, mulai tentang pentingnya organisasi sampai akademisi, sehingga bagiku otak kita harus selalu terisi dengan pengetahuan dan pengalaman yang tinggi, sebagai bekal saat terjun ke masyarakat nanti.

Berbeda dengan kakakku yang membahas panjang lebar tentang sosialisasi mencari client bisnis hingga mencari peluang bisnis dalam kehidupan sehari-hari.

Dari perbincangan itu, tidak ada yang disesali dari perbedaan background yang dimiliki. Aku mengajak kakakku dalam setip pekerjaannya untuk tetap berdasar pada edukasi dan hukum agama yang suci. Sementara dia menghidupkan pikiranku, bahwa hidup di era kali ini selain harus berpendidikan tinggi, harus juga punya tekad yang tinggi. Dia bilang pintar dan cerdas masih belum cukup untuk membekali diri, tapi harus canggih dan bernyali.

Intinya dari perbincangan di atas, hidup di era bebas saat ini, selain harus berpendidikan tinggi, kita harus pula punya tekad dan nyali yang tinggi. Maksudnya, cerdas dan cermat mencari peluang dalam kehidupan sehari-hari. Berbisnis bisa jadi solusi.


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 24 Ramadhan 1439 H.
|Sampang, 12 Juni 2018 |Toko, 13.23
Share:
Read More

PEJUANG PUASA



Berpuasa adalah istilah lain dari mencegah. Mencegah dari makan dan minum, dan juga mencegah sasuatu masuk ke salah satu lubang di seluruh badan, apalagi berhubungan badan. Begitu juga perbuatan maksiat yang dapat membatalkan, seperti halnya dekat perempuan yang bukan mahram, tinggal berduaan, apalagi pacaran dan kencan. Semua itu dapat memacu nafsu syaitan, dimana bagi orang berpuasa, keras dilarang.

Pada umumnya, orang-orang dalam puasa hanya memperhatikan yang tidak minum dan makan, padahal banyak sekali hal lainnya yang jika dilakukan dapat memberangus pahala puasa dan bahkan membatalkan. Perkara itu dilalaikan. Dalam puasa semua perbuatan buruk harus ditinggalkan, sekalipun  yang tidak tampak di penglihatan orang. Apalagi yang tampak. Katakanlah pacaran, tampak tiap waktu inbokan, ngajak keluar ngabuburit berduaan, jalan sambil bersentuhan. Bahkan fatal apabila sampai melakukan .... (ham ham). Lebih baik kita tinggalkan, supaya masa bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan keistimewaan ini tidak tersia-siakan. Hal itu lebih indah, bukan ?

Dengan itu, bagi yang sedang berjuang menahan lapar di siang Ramadhan, segera buang kebiasaan tidak baik yang merugikan. Yang biasa bicarakan orang, gantilah dengan baca Al Qur'an. Yang saat ini sedang asyik pacaran, segera cuti dan lanjutkan bulan depan dengan akad pernikahan. Yang doyan maksiat-an, segera tobat, mumpung Ramadhan lagi menantikan. Ramadhan memberikan sejuta keberkahan. Jangan lewatkan !


|penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 8 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 25 Mei 2018 |Kamarku, 13.28
Share:
Read More

BERKULIAH



Beberapa teman di Messengger, WhatsApp bahkan ada pula yang langsung menghubungiku via telepon, mereka nginbox dan bilang ingin konsultasi kuliyah. "Emang aku sukses kuliyah. ya sama kali..." Benakku membesit begitu. Karena akupun mengalami hal yang sama pasca pengabdian setelah dari uniform putih abu-abu. Bingungnya minta ampun mau pilih tujuan hidup dimana. Langsung daftar perguruan tinggi? harus mikir dua kali karena ekonomi orang tua pas-pasan, milih menikah? haha... apalagi yang ini, mau kasih makan apa anak orang. Tidaklah... Aku harus mikir panjang. Masaku saat ini adalah masa pembekalan untuk nanti di masa depan (masa tua). Dan pada saat itulah aku merencanakan untuk bekerja. Ya aku berencana bekerja sebagai karyawan pelayaran international. Ikut kakak ipar dari sepupu. Segala persiapan disiapkan tak terkecuali ikut kursus bahasa Inggris sebagai persyaratan utama. Namun di pertengahan proses, aku diliputi perasaan bimbang.

Sebagian besar saran dari orang-orang di dekatku termasuk pamanku bilang bahwa "Aku masih budak pelajar yang tidak pantas keluar untuk merantau ". Sejak itulah, rasa bimbang di kepalaku mengembang dan mengingatkan lagi masa-masa di bangku sekolah yang penuh perjuangan. Ya seolah perasaan di tubuhku menyuruhku mencintai perjuangan itu. Aku pun jadi berikrar " Aku tidak boleh merantau dan harus melanjutkan pendidikan". itulah sederet cerita yang penuh kebingungan setelah dari bangku SMA.

***

Tentu menjadi cerita yang sama dengan apa yang dialami teman-teman setelah lulus SMA dan sederajat. Tidak mungkin tidak dialami. Pasti !

Mereka dipenuhi rasa bingung kemana menentukan jenjang pendidikannya bagi yang bercita-cita tinggi. Bertanya banyak hal seputar "Perguruan Tinggi". Pointnya, mereka ingin daftar di kampus yang nyaman dan sesuai kriteria. Sebagian pengetahuanku, kampus yang jadi idaman calon mahasiswa adalah kampus yang berkualitas, dikenal, meluluskan mahasiswa cerdas namun dengan pembiayaan yang tidak mahal, terutama yang sertifikat negeri. Lebih istimewa jika lulus beasiswa. Sekolah gratis. Tapi tidak gampang hanya calon mahasiswa tertentu yang masuk katagori ini.

Adalah kebingungan tersendiri takkala kemauan calon mahasiswa ingin daftar di kampus yang telah diimpikan namun setelah mengikuti berbagai macam test masuk jalur beasiswa di pengumuman tercantum "tidak lulus". Jika sudah demikian mereka masih bisa melanjutkan di perguruan yang sama namun dengan biaya yang tidak murah. Mulai biaya heregistrasi dengan nominal juta-an, biaya persemester dan sebagian kampus juga ada uang gedung yang harus dibayar. Kita jadi ingat ekonomi orang tua yang mayoritas pekerjaan tani dengan pemasukan yang jauh lebih rendah dari semua pembiayaan diatas. Memikirkannya membuat kemauan yang awalnya menggunung jadi rata dan hilang. Dari itu, jika dipersentasikan dari sekian banyak lulusan  SMA dan sederajatnya, hanya segelintir orang saja yang dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Selebihnya menjadi pengangguran, jadi perantau dan nikah.

Pandanganku, kampus adalah jenjang pendidikan yang ranahnya menjurus pada karier. Semua orang duduk di perguruan tinggi karena ada tujuan yang dimaksud pasca lulusnya. Contoh ;

1. Seseorang kuliyah di jurusan kedokteran, maka yang pasti karena dia ingin jadi dokter, kuliyah di jurusan Sospol (Sosial Politik) karena ingin jadi politikus, kuliyah di pendidikan, kemungkinan karena ingin jadi tenaga edukatif seperti guru dan lainnya. Mahasiswa yang punya tujuan bulat seperti di atas adalah mereka yang benar-benar merencanakan masa depannya. Namun begitu belum tentu impian-impian tersebut dicapai pasca sarjananya karena tidak sedikit mahasiswa yang yang menyandang title sarjana bahkan dari kampus terkemuka, dia jadi pengangguran sekalipun dapat kerja, pekerjaan tersebut tidak sesuai jurusan kampusnya.

2. (Seseorang) duduk di perguruan tinggi tanpa ambisi yang kuat (Kuliyah ikut-ikutan). Mereka hanya ingin mendapat gelar dan masa depannya pasrah. Mau jadi atau tidak, ketemu di finish. Mahasiswa yang seperti ini masa depannya tidak jelas. Tidak baik diteladani.

3.  Ada pula seseorang yang kuliyah namun sebelumnya memang sudah punya kerja tetap. Dia hanya menunggu sarjana untuk sertifikasi kariernya. Mahasiswa ini mayoritas dari kalangan pagawai Negeri dan Guru Sertifikasi. Dia bekerja dan atau mengajar dengan masa yang sangat lama hingga sampai pada masa yang telah ditentukan.

Bagiku, sebagai warga negara Indonesia, yang memiliki pengangguran dan pelammar kerja melimpah, jika kuliyah hanya bertujuan pada karier, pilihan trakhir ini yang ideal karena kemungkinan biaya kuliayahnya dipungut dari upah kerja. Berbeda dengan contoh pada no. 1 dan 2. yang menghabiskan banyak biaya dari orang tua namun kariernya masih fifty- fifty dan tidak diketahui.


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Madura

Share:
Read More

NIKAH MUDA ATAU TUNGGU SEJAHTERA



Sisa sedikit liburan pasca Ramadhan ini, disibukkan undangan resepsi pernikahan. Kalau bukan resepsi, ya pertunangan. Kalau bukan pertunangan, ya orang-orang telpon-an (pacaran). Kalau bukan telpon-an, ya WhatsApp-an dengan pasangan. Kalau bukan WhatsApp-an, ya ngelike dan ngestatus di Facebook. Yup, Facebook-an. Hanya yang terakhir ini yang biasanya dilakukan orang yang tidak punya pasangan chating. makanya tidak jarang ditemui status dan inbox "Mellas berstatus single" karena hari-harinya ditemani sepi tanpa hiburan dari seseorang.

***

Hey kaula muda...
Usiaku di atas usiamu. Dalam kata lain, engkau sebaya adiku tapi mengapa engkau menyalip dan mentertinggalkanku. Begitu cepat kau diberi ucapan "SAMAWA". Mungkin karena itu pilihan yang baik daripada kau dekat-dekat tanpa akaq.

Kata orang, nikah muda atau nikah di usia dini. Ini urusan serius. Tapi menentukannya tergantung dari pemikirannya; dewasa atau tidak, dalam atau dangkal, memandang masa depan dengan jauh (long term) atau pendek (short term).

Jika berpikir bahwa dengan nikah menjadi senang dan bahagia, tidak lagi sepi dan berdua, punya kerabat- mertua serta menambah keluarga dan juga bebas bercinta. Apapun masalah dan tantangannya seakan siap dilawan dan dihantam.

Namun sebaliknya, jika berpikir bahwa setelah nikah, harus menanggung susah dan segala macam reseko yang kentara, harus memberi belanja dan mesti makan apa, tentu menjadi beban yang teramat besar, yang apabila disandangkan terhadap kita, kaula muda, maka akan mengatakan "masih belum bisa".

Bagi kaula muda, tinggal dipilih dari kedua pragraf di atas dan direnungkan dengan baik.
Bagiku, sebagai remaja yang tidak jarang dikata "Takut kepada wanita" atau "Jomblo" alias "Single". hanya bisa berguman "Bukan tidak bisa tapi menunggu matang pemikiran dewasa supaya masa depan lebih sejahtera". Ya, aku bukan tidak bisa, namun aku saat ini bak kepompong yang sedang melakukan tapa dan bersiap menjadi kupu-kupu, yang akan terbang dengan sayap indah.

Hey kaula muda...
Selaku remaja yang punya pemikiran luas, harus dan harus bisa mentarget masa. Klarifikasinya, masa hidup manusia kurang lebih 65 th. Bagiku, 20 awal adalah sebagian besar masa remaja yang harus digunakan untuk membimbing dan membina diri dengan ilmu pengrtahuan (pembekalan ilmu), 20 th. kedua, adalah transisi masa remaja dan dewasa dimana seseorang sudah harus bisa mengembangkan ilmu dan pemikirannya dalam kehidupan sosial; berteman, bermasyarakat dengan baik dan bijak serta mampu berpikir produktif, mandiri dan sudah berhasil menentukan jati diri (pengembangan ilmu). Di saat inilah kita mentarget bahwa kita harus mencapai sukses dalam segala impian. Sementara beberapa tahun sisanya adalah masa tua, dimana kita akan tinggal menuai dan menikmati buah panen pohon yang ditanam di atas juta juta pengorbanan di masa-masa sebelumnya (penuaian).

Hey kaula muda...
Sekarang engkau sudah mau nikah, usiamu menginjak berapa ? Jika masih belasan, Kelarin dulu sekolahmu. Jika sudah kelar, temukan dulu jati dirimu. Jika sudah ketemu, Apa kontribusimu bagi masyarakat dan orang-orang sekitarmu ? Jika sudah punya, Sudah mampukah hidup mandilri ?  Jika sederetan pertanyaan di atas sudah bisa engkau jawab, aku ucapkan "Selamat Datang di pelaminan & Selamat Menempuh Hidup Baru". Hidupmu akan sejahtera dan bahagia...

Hey kaula muda...
Dengan tulisan ini, aku mengajak engkau untuk menjadikan remajamu kaya ilmu, dewasamu kaya amal dan jasa serta masa tuamu kaya harta. Dan mati pun masuk surga. Jika engkau bisa, aku katakan "engkau luar biasa". namun jika tidak, remajamu adalah kaya kerja, dewasamu tampak tua dan masa tuamu masih kerja dan kerja, aku membayangkan betapa itu sengsara...

*Think smart and be smart generation*

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Madura, 30 Juni 2017 |17:03 wib.
Share:
Read More

MISTERI, MUNGKINKAH TERJADI ?



Tentang kejadian tadi malam, Aku jadi ingat Kiyosi, seorang para normal muda yang lagi tenar di televisi, bahkan punya tayangan rutin di ANTV. Dia bisa menebak kejadian yang sudah dilalui dan bahkan masa mendatang yang penuh misteri. Memberi saran dan solusi untuk peristiwa nanti. Kalau kita melogika, kita tidak pernah mengerti mengapa Dia dengan begitu yakin menebak apa yang telah dan akan terjadi. Hem !

Hal yang sama Aku alami. Tidak tau bagaimana harus menyikapi. Coba saja bayangkan, ada seorang paranormal menebak tentang lika-liku masa lalumu ; kejadian masa kecilmu, prinsipmu, karaktermu, hingga wanita yang diidamankan olehmu, siapa dan seperti apa wanita yang lagi nengejarmu. Dan semua itu betul sekali sesuai perasaanmu. Lalu Dia juga meramal masa depanmu. Dia berkata bahwa engkau kelak akan disukai oleh seorang bangsawan di kampung halamanmu, dan mengawinkan putrinya yang cantik denganmu, tahtanya iamanahkan kepadamu. Orang tersebut juga meramal bahwa kelancaran rezeki dan keistimewaan selalu datang kepadamu. Kata Dia, mulia hidupmu.

Sebagai insan yang patuh dalam beragama, Aku yakin kau berpikir bahwa meyakininya dengan berlebihan adalah syirik dalam agama. Semua yang Dia katakan tentang kejadian masa lalu, Kau boleh mempercayainya. Namun yang bersifat masa depan Kau hanya bisa berusaha dan berdoa serta menggantungkan pada Tuhan yang mengetahuinya, sambil memperhatikan apa nanti kejadiannya.  Atau ada saran dan pencerahan lain ? Monggo, ditunggu sharingnya !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 7 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 24 Mei 2018 |Kamarku, 12.49
Share:
Read More

PANDANGAN MANUSIA



Kejadian pasca buka puasa. Saat perut kenyang, saat pikiran tenang, Aku dengan senang berbincang dengan kedua teman. Bagiku, mereka lebih berpengalaman. Dengannya aku berbincang mulai dari ekonomi sampai masa depan yang telah lama berada di angan angan.

Diakui atau tidak, punya masalah itu memang lebih baik bercurhat daripada bersembunyi dengan dalih cari aman. Berjuta solusi bisa kita dapati dari teman atau sahabat-sahabat yang budiman.

Kembali ke laptop. Perhatianku dalam perbincangan di atas tentang masa depan. Bagiku, menggapainya tidak gampang, harus melalui usaha besar, doa yang berkelanjutan juga rasa percaya yang meyakinkan.

Rasa percaya akan mendorong untuk selalu menyonsong suatu impian. Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan Konstantinople karena dia tidak pernah berhenti percaya pada bisyaroh Rasulullah 850 tahunan silam. Sehingga dia berpikir bahwa meski secara realita dan logolika  tak mungkin bisa ditaklukkan. Tapi dia punya percaya pada perkataan Rosulullah. Dalam dirinya, tertanam bahwa Rosulullah tidak pernah bohong. Itulah yang dimaksud dengan pandangan Iman, yang tak pernah melenceng kebenarannya sepanjang zaman.

Ust. Felix Siauw dalam sebuah ceramahnya, memaparkan tentang tiga pandangan manusia di atas :

1. Pandangan mata : pandangan orang biasa, mereka mempercayai sesuatu setelah melihat jelas dengan matanya. Melihat baru percaya.

2. Pandangan logika : pandangan kedepan pengusaha, mereka mempercayai akan keuntungan investasinya di masa depan. Mereka melogika baru percaya.

3. Pandangan berdasarkan Iman pada firman Allah dan sabda Rasulullah : pandangan yang satu ini yang membedakan muslim dengan orang Yahudi, Nasani, Kristen dll. Percaya dulu baru mengamalkan.

Orang Yahudi, Nasrani, Kristen dll. tidak pernah percaya sesuatu tanpa melihat jelas seauatu tersebut dengan mata kepala mereka. Makanya mereka tidak pernah mau ketika Rasulullah mengajak mereka bertobat kepada Allah, justru mereka meminta Rasulullah untuk menunjukkan Allah. Ketika Rasulullah memaparkan Surga dan Neraka, mereka juga minta tunjukan keduanya yang nyata. Tersesatlah mereka, karena mereka melihat dulu baru percaya.

***

Jadi, memandang masa depan, selalu lah di real firman Allah dan sabda Rasulullah.

Beradalah di jalan yang lurus, berusahalah terus menerus dan berdoalah kepada Allah yang maha kudus.

|Penulis : * M Siryi Zamil
|Tulisan Keduabelas Ramadhan 1439 H
|Jember, 30 Mei 2018 (R. Tatangga, 15.48)
Share:
Read More

TROUBLE ONLINE


Yesterday's note

Seharian Aku dibuat gelisah lantaran trouble pada signal Telkomsel. Tidak bisa online, tidak bisa buka FB, WhatsApp dll. Baca buku malas, yang ada hanya mengantuk, kepala  meneler. Aku pun mencoba telentangkan badan sampai betul pulas, bangunnya jadi sakit leher. Begitulah kejadian, biasanya selalu asyik megang ponsel, tapi tidak hari ini hanya akibat signal trouble.

Dengan kejadian di atas, ada kalanya kita berpikir bahwa hal itu bisa sebuah teguran bagi yang suka online. Jika Puasa saat ini biasa kita isi dengan menekuni layar android dan nenghindari lembar halaman Al-Qur' an, hari ini bergegas tadarrusan, buka buku bacaan, atau menjumpai kawan untuk sekedar berbincang keutamaan Ramadhan. Lebih baik, bukan !

Semoga kita selalu ingat bahwa Ramadhan adalah bulan penuh berkah dimana pahala dilipatgandakan. Segera menuju perubahan, kurangi android-an perbanyak baca Al-Qur'an serta terus lakukan amal kebaikan. Sekian !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 4 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 20 Mei 2018 |Planet, Ahad, 22.08
Share:
Read More

SEPAK BOLA DAN UJARAN KEBENCIAN


Final Champion Leagua 2018, Liverpool Vs. R. Madrid, di Indonesia tayang di sepertiga  malam. Namun begitu, hal itu tidak mengurangi semangat para fans untuk juga menonton siaran. Bayangkan,  jam 1, ketika semua orang lagi bersemayam menikmati tidur malam, mereka sudah menantikan di depan layar. Mereka merasa rugi jika sedikit saja melewatkan.

Aku pun demikian, yang pada jam sekian jalan keluar, mencari Cafe untuk nobar. Tak peduli cuaca dingin yang bikin tubuh gemetar. Ada rasa tidak sabar, campur penasaran dalam menantikan perhelatan di layar lebar.

Cafe ...

Dalam waktu 90 menit itu sungguh merupakan masa yang menegangkan bagi masing masing pendukung dan fans. Seisi ruang rame sekali mereka berteriak-teriak lantang, apalagi pada awal-awal, saat M Salah, pemain Liverpool berulang kali hendak bobol gawang lawan. Saat Greeth Bale, asal Real Madrid, dengan tendangan kuatnya dapat merobek gawang. Para penonton saling memanaskan. Memuja dan menjempoli pemain kesukaan. My hero, begitu mereka katakan. Mereka bak sutradara, banyak komentar dan bersaran, menyalahkan, bahkan menghujat pemain yang gagal memasukkan bola ke gawang lawan, seolah suaranya didengarkan. Itulah reaksi orang yang lagi geregetan. Tak sadar bahwa dirinya sendiri juga tidak bisa melakukan...

Dan tak kalah panas di media sosial. Status kian meramai, mulai dari merendahkan dan menghujat Club yang tumbang, sampai memuja Club yang lain, yang dinobatkan sebagai The king of Champion lantaran tiga tahun berturut turut menggondol kejuaraan, juga membanggakan skornya yang bersanding tebal. 3 : 1. Malulah pihak yang tumbang, tak ada komentar dan diam. Sebagian sengaja tidak buka media sosial, nyirnyiran. Begitulah nasib para fans sepak bola, ketika club kesayangannya dikalahkan, tak bisa berbuat apa-apa, dicaci dan segala macam. Sungguh mengorbankan perasaan !

***

Bagiku, Silahkan suka dan support Club sepak bola, tapi tidak baik juga jika hanya bisa berkomentar dan menyalahkan, seolah dirinya sosok yang jago hebat tak terkalahkan.

Silahkan suka dan support Club sepak bola, tapi jangan sampai bermusuhan apalagi bertengkar. Itu tidak baik, apalagi bulan Ramadhan seperti sekarang. Dilarang keras nyirnyiran. Hihi


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 10 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 28 Mei 2018 |Kamarku, 16.50
Share:
Read More

DONALD TRUMP MUSUH ISLAM



Selain tuduhan terorisme terhadap Islam, kita juga dikejutkan dengan peresmian kedutaan Amerika Serikat di Al Quds pada Senin silam, sekaligus dinyatakannya Al-Quds sebagai ibu kota Israel oleh Donald Trump. Puluhan Demontrans Palestine dibantai saat iringi peresmian kedutaan. Donald Trump tak akan dilupakan umat Islam.

Adalah sangat tampak bahwa korban terorisme di dunia terbanyak adalah umat Islam, anehnya yang tetap disalahkan juga umat Islam. Umat Islam sedang terombang-ambingkan perpecahan. Sebagian berjuang, sebagian menghalang. Sebagian menjalankan kebenaran, sebagian katakan intoleran. Pasalnya, melawan disalahkan, diam dijatuhkan. Inikah yang disindir Rosulullah 14 abad silam, bahwa umat Islam banyak sekali namun bagai buih yang terhempaskan. Memprihatinkan !

Dan saat ini, Baitul Maqdis dicaplok, kemana umat Islam se dunia, bukannya tanah Palestine adalah warisan sejak zaman Rosul dan para sahabat dan dijanjikan sebagai pusat kebangkitan Islam. Negeri muslim lainnya hanya pandai mengutuk dan mengecam. Ketahuilah, Zionis tidak paham kutukan, yang mereka paham dan lakukan adalah kehidupan senang dan membantai. Kita harus siapkan perang. Militer negeri-negeri Muslim sangat kuat apabila bersatu tegakkan perang. Selamatkan saudara se-Islam !

Saat kita fokus BOM, AS buka kedubes di Baitul Maqdis. Berdoalah dan lakukan sesuatu !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 2 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 18 Mei 2018
Share:
Read More

E-KTP YANG TERCECER


Penemuan sekarung e KTP di Bogor adalah bukti yang harus diusut dan ditelusuri. Peristiwa itu mengingatkanku sebulan lalu, ketika SMS Kominfo selalu datang tiap hari, mengancam Sim Card diblokir jika tak segera registrasi. Aku mikir, registrasi harus setor No. KK dan NIK KTP, jika tidak, tidak bisa fungsi untuk komunikasi. Dengan terpaksa aku putuskan registrasi.

Kini aku kembali mikir, menghubungkan dengan yang lagi terjadi, betulkah semua No. KK dan NIK KTP para register SIM itu diganda dan dialaih fungsi ? Curigaku makin menjadi, semakin membetulkan perkataan Gus NUR bahwa registrasi SIM Card tadi bisa dimamfaatkan para politisi JOKOWI untuk pertahankan diri di 2019 nanti. Jika betul, ini bahaya sekali !

Penemuan e KTP di Bogor harus segera diusut dan ditelusuri. Jangan sampai dibiarkan ke tangan cebong lalu kasusnya hilang terlewati. Jangan peduli himbauan Mendagri, menyuruh membakarnya supaya tak bisa guna lagi. Jangan peduli !  Itu merupakan upaya penghilangan barang bukti. Jalan adil,  kemasi e KTP itu untuk diusut dan ditelusuri palsu atau asli.

Sudah saatnya rakyat tidak diam lagi, karena kita sudah dibohongi berulang kali

***

Ayolah Pak SBY, e KTP itu bukan bungkus takjil untuk buka puasa nanti. Itu kasus besar yang harus ditelusuri dengan jeli. Jika tidak, bisa-bisa Demokrat tetap keok di pemilu nanti.

Ayolah Pak Prabowo, Anda bisa kalah untuk kali yang ke selanjutnya jika e KTP ini dianggap tak ada apa. Anda baru meyakinkan 1000 pendukung sementara lawan bisa menorehkan 1 juta kertas suara. Ini bahaya !

Ayolah Pak Amien, ini sudah keterlaluan. Sudah melewati batas pelanggaran. Kasihan, jika partai-partai berjibaku dengan agitasi kampanye pemilu mendatang, sementara keputusan dan kertas suara sudah dipersiapkan.

Ayolah, semua politisi dan negarawan negeri, tindaklanjuti ! KTP ini harus segera disikapi, sebelum pemilu dan Pilpres 2019 terjadi. Bangsa ini, bisa geger jika prosesnya tidak steril dari dugaan kecurangan di Pemilu nanti.

Kasus e KTP ini menyakitkan hati, setelah rakyat disuguhi tontonan korupsi e KTP, sekarang rakyat di paksa memelototi e KTP, padahal sampai saat ini rakyat tidak dapat KTP dengan dalih kehabisan blangko tak mencukupi.

Sekali lagi, ini menunjukan ada konspirasi, ada gerakan-gerakan manipulasi, ada yang menginginkan terus berkuasa tanpa mandat dari pemilik suara negeri, ada upaya kudeta pemilu dengan membuat keputusan sebelum hari pemungutan suara terjadi.

Wahai kalian yang ahli intelijen, ahli politik, ahli hukum, ayo Eta terangkanlah, fenomena apa ini yang sesungguhnya. Kasus e KTP ini harus dibongkar dan dibuat terang benderang, diungkap sampai ke akar-akarnya secara keseluruhan.
Wahai penegak hukum, ayo tegakan hukum !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 11 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 28 Mei 2018 |Kamarku, 15.39
Share:
Read More

ISLAM, PANCASILA DAN INDONESIA

Sebelumnya, Selamat Hari Lahir Pancasila !


01 Juni 1945, adalah tanggal lahir Pancasila. Baru 73 tahun menjadi dasar negara. Baru seumuran kakek muda. Pancasila dipelajari dan dikaji oleh semua orang se-Nusantara. Karena katanya dengan mengamalkannnya tanah air kita terpelihara. Memelihara berjuta perbedaan menjadi satu padu damai, tentram dan aman sentosa.

Pancasila lahir dari rahim keilmuan para ulama, setelah sebelumnya berjuang mengusir penjajahan. Sumbernya pun dari syariat Islam meskipun tidak secara keseluruhan. Namun saat ini ulama memperjuangkan Islam malah dianggap intoleran dan dituduh segala macam. Ketahuilah, Islam adalah kelompok yang pertama kali bangkit menyuarakan kebenaran, apabila melihat suatu kedzoliman yang mengancam. Jadi, sama sekali tidak dibenarkan apabila mendakwahkan syariat  Islam dianggap membahayakan, selagi tidak menyimpang. Itu merupakan upaya membenturkan antara anak dan induk yang melahirkan.

Para penguasa sekarang seolah menjadikan Pancasila sebagai jurus jitu untuk menyerang. Lihatlah,  ketika HRS dipersekusi dan diancam akan ditahan, UAS dibilang radikal dan membahayakan, UFS dianggap intoleran dan menebar perpecahan, sehingga pengajiannya sering kali dibubakan dan banyak lagi ulama dan pemuka agama yang jadi tersangka dan dipenjarakan. Semua itu atas dalih anti-NKRI dan  anti-Pancasila, padahal Islam telah mengatur segala aspek kehidupan, secara keseluruhan, tak ada yang tertinggal, dan itu semua demi kebaikan, kebaikan pribadi,  keluarga, masyarakat bahkan negara, baik bagi muslim maupun bukan. Janganlah dibenturkan !

Pancasila yang dijadikan ideologi untuk menjaga negara kesatuan ini sebenarnya baru sekali dirancang.  Sebelum ada Pancasila, Islam lah yang jadi semangat juang untuk mendapatkan kemerdekaan dan memelihara persatuan. Mereka tidak berdasar Pancasila, namun Islam

Flash back, Sunan Kalijaga, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Cut Nya' Dien, Kyai Ahmad Dahlan saat mendirikan Muhammadiyah, Kyai Hasyim Asy'ari saat mendirikan NU, para pendiri Boedi Utomo, para pencetus Soempah Pemoeda, itu semua belum kenal Pancasila. Mereka memang mengamalkan nilai-nilai yang kemudian disebut terkandung dalam Pancasila, karena mereka mengamalkan syari'at Islam.

Semua yang mendakwahkan syari'at Islam, pastilah dapat dikatakan telah mengamalkan Pancasila. Tidak mungkin kita mengatakan para pahlawan itu anti Pancasila. Tetapi Sunan Kalijaga dulu tetap disebut menyebarkan Islam, bukan menyebarkan Pancasila.
Karena itu sangatlah aneh, kalau kemudian upaya mendakwahkan syariat Islam dibenturkan dengan Pancasila, karena tanpa syariat Islam, Pancasila tinggal sebagai falsafah yang tidak pernah dapat diperjelas bentuk kongkritnya seperti apa.

***

Jadi,  mengamalkan syariat Islam itu dalam kebaikan bernegara sudah melebihi pengamalan Pancasila. Titik !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 14 Ramadhan 1439 H.
|Jember,  01 Juni 2018 |Bundaran Kalisat,  19.10
Share:
Read More

PENDIDIK PANCASILA SEJATI




Megawati Soekarnoputri. Baru saja diangkat sebagai Dewan Pembina BPIP. Tugasnya membina dan mempancasilakan kader negeri, digaji Rp.112 jt / bulan, gaji yang sangat tinggi, melebihi gaji presiden Jokowi. Betapa mahalnya ideologi Pancasila, seolah melebihi isi kitab suci, padahal guru ngaji tidak pernah menerima sepeser pun gaji.

Sepekan setelah ditetapkannya sebagai pembina BPIP,  Megawati dengan partainya, PDIP, memberikan contoh amalan Pancasila yang sejati, menggeruduk sebuah kantor redaksi dengan tindakan anarki. Itukah contoh seorang Dewan Pembina BPIP, yang katanya ahli dan ingin menguatkan ideologi negeri ? Bukan ! Bagiku, itu bukan tindakan pancasilais,  tidak juga sejalan dengan nilai demokrasi. Harusnya berdiskusi dan menuntut pihak redaksi, bukan langsung main menghajar dan menghabisi. Dengan satu tindakan anarki itulah, publik mulai mengecap Dewan Pembina BPIP mencederai ideologi.

Bagiku, selama ini yang berperan mendidik dan menanamkan Ideologi Pancasila adalah golongan pemuka agama, habaib, para ulama dan para kyai bahkan juga para guru ngaji.

Mereka mendidik anak bangsa di masjid-masjid,  musholla, juga surau tiap sore dan malam hari. Mereka ajarkan tentang Tuhan yang maha Esa, serta mengajarkan bagaimana bersembah padaNya. Mereka ajarkan kitab suci, yang berisi bagaimana Mereka berucap jujur, bertindak adil dan beradab. Mereka ajarkan tentang pentingnya silaturrahim mempererat tali persaudaraan dalam beragama dan berbangsa. Serta diajarkan segala tentang hakikat hidup yang baik, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat hingga bernegara, yang semuanya terkandung dalam Pancasila. Mereka melakukan semua itu ikhlas tanpa gaji. Mereka sungguh mengabdi.

***

Jadi, pemerintah perlu menyadari bahwa selama ini, para ulama, habaib, serta guru ngaji memiliki didikan Pancasila yang tak diketahui terhadap kader negeri dan itu semua dilakukan tanpa gaji. BPIP harus belajar malu kepada guru ngaji. Salam Mengabdi !


| Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 5 Ramadhan 1439 H.
|Jember,  02 Mei 2018 |Musholla,19.59
Share:
Read More

UST. ABDUS SHOMAD


Aku sangat suka ceramah Ust. Abdus Shomad, sejak pertama nonton video ceramahnya, dan sejak itu pula aku terus mencari videonya, mulai dari minta ke teman yang memang mengoleksinya, sampai sering datang ke warnet mendownloadnya. Pun biografinya Aku baca tuntas seluruhnya.

Bagiku, UAS adalah hadiah untuk kita semua, sebagai muballigh muda berperawakan sederhana. Penyampaiannya menyenangkan para jamaah dan pendengarnya. Luas tapi mudah dicerna. Update namun komplet refrensinya. Menyampaikan yang sebenarnya. Sedikit humuris tapi sangat berguna. Dengannya, Jika ada yang tidak suka ceramahnya, kemungkinan karena ada yang terancam kepentingannnya, terutama yang dekat dekat pejabat, sering keluar masuk istana.

Semua orang pada tau, rezim saat ini kentara kepentingan perutnya. Makanya, penguasa selalu persekusi habaib da para ulama apabila ada unsur menyentil kekuasaannya, padahal memang benar adanya, tapi mereka undang yang katanya pemuka agama, untuk makan bersama di istana, keluar istana mereka jual fatwa atas nama agama, tak taunya demi mengenyangkan perutnya. Umat dibuat bingung entah siapa yang mau dijadikan panutan dalam hidupnya. Mereka berciak bak anak ayam hilang induknya. Ya Allah, Robana, masih lamakah dunia ?

Lebih berat lagi, orang yang mengurus agama harusnya mengagamakan agama, tapi malah mengkedoknya. Sangat kontroversi fatwanya, bahkan tak bisa diterima. Semua orang menolaknya. Tak peduli keturunan kyai ternama. Tolak ukur kehebatan seseorang adalah fatwa kebenaran dan menjalankannya. Tugas kita apabila berada di kursi kekuasaan adalah merubah dengan tangannya, yaitu mengelementasikan nilai agama, itu amanah bagi kita semua.

***

Nah, hubungannya, adalah Ust. Abdus Shomad yang dipanut dan dicintai semua umat, kini tidak termasuk dalam daftar 200 muballig dan itu direkomendasikan oleh mentri agama setelah buka bersama di istana. Sangat tidak bisa diterima. 200 muballig dan tak tercantumnya UAS merupakan hasil masukan dari sejumlah ormas Islam dan para ulama, katanya. Publik jadi bertanya-tanya ada apa di baliknya. Tapi Aku jadi mikir bahwa tidak tercantumnya UAS di daftar rilis mentri agama adalah keputusan terbaik baginya, UAS, karena beliau akan terus mendakwahkan kebenaran murni ala kadarnya. Aku selalu dukung dakwah UAS. Umat selalu bersamanya. Allahuakbar !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 3 Ramadhan 1439 H
|Jember, 19 Mei 2018 |Sabtu, 21.11
Share:
Read More

KORBAN TERORISME


Peristiwa bom bunuh diri Surabaya menjadi isue yang tidak sedaap, apalagi peristiwa itu dituduhkan pada Islam, agama yang selama ini menjadi satu-satunya tempat edukasi adab, bukan biadab. Jika ada yang biadab dan mengatasnama Islam, jelas itu bukan, ya bukan bagian dalam Islam, itu perbuatan iblis dan syaitan, yang dijelaskan sebagai musuh nyata dalam Al-Qur'an.

Dengan adanya peristiwa di Surabaya, kami tidak ridho kalian menuduh sembarang bahwa Islam sebagai sarang peneroran. Jalan terbaik, kita harus terus menklarfikasi sampai semuanya terang benderang, karena meski Muslim pelakunya bisa jadi itu adalah jebakan untuk mengalihkan berbagai permasalahan pemegang kekuasaan, apalagi dewasa ini tuduhan teroris dan radikal pada Islam tidak pernah diterima akal, lantaran dalam realita Islam adalah indah dan pemeluknya penyayang.

Islam bukan terorisme dan terorisme bukan Islam, jangan pernah kaitkan, justru sebaliknya, faktanya terorisme selalu dijadikan alasan untuk menyerang Islam, seperti yang diungkap oleh Jonh Pilger, seorang jurnalis Australia, bahwa korban terbesar terorisme adalah umat Islam sehingga bisa disimpulkan bahwa hakikatnya tak ada perang terhadap terorisme, yang ada adalah perang menggunakan terorisme. Terbukti dan dibaca dunia pada peristiwa pengeboman Afganistan oleh Amerika atas fitnah peledakan gedung WTC 2001 lalu, dimana faktanya hanya untuk menyerang Afganistan, negeri muslim.

AYO...  Umat Islam terus klarifikasi isue dan peristiwa terorisme hingga semuanya terang benderang siapa tangan-tangannya.

#IslamIsNotTerorist
#TeroristIsNotIslam
#TerusKlarifikasiPeristiwaSurabaya


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 1 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 18 Mei 2018
Share:
Read More

HARI JUM'AT


Jum'at, hari perkumpulan umat, untuk melaksanakan sholat Jum'at, berjamaah, dan menyimak ceramah di masjid-masjid karena  memenuhinya adalah tuntutan syariat. Begitulah peristiwa hari Jum'at, hari yang keramat dalam Islam bagi umat.

Terjadi bulan ini, bulan Ramadhan yang memiliki keistimewaan yang sangat tinggi, lantaran Jum'at yang diberkahi. Ya, sholat Jum'at di Ramadhan kali ini sebanyak 5 kali. Biasanya 4 kali. Dikatakan oleh sebagian Ulama bahwa Ramadhan kali ini tidak akan terulang kembali sampai 20 tahun lagi, lantaran Jum'at yang diberkahi. Makanya jangan sia-siakan moment Ramadhan yang satu ini, karena belum tentu usia kita sampai pada Ramadhan 20 tahun lagi. Kita berdo'a, semoga kita masih dipertemukan kembali...

Dengan Jum'at, Ramadhan pun memiliki lebih keistimewaan. Memang Jum'at dalam Islam adalah moment liburan untuk perkumpulan umat Islam, namun sayang, saat ini seolah sudah tidak diartikan dan sering diabaikan. Bisa dibuktikan ketika hari Ahad menjadi liburan massal, mulai dari pribadi, perusahaan, kelembagaan pendidikan sampai pemerintahan. Ahad-lah yang mereka jadikan hari liburan. Itupun sudah ganti nama, menjadi Minggu, yang diistilahkan sebagai "hari tuhan". Jelas bahwa itu hari ibadah umat Kristian, bukan ?

Sementara pada hari Jum'at, umat Islam disibukkan dengan pekerjaan, sehingga sholatnya pun dilalaikan dan bahkan ditinggalkan.

Kalau kita menyadari ternyata selama ini Umat Islam diajak secara perlahan-lahan untuk kemudian ikut menanamkan peradaban non-Islam, serta mereduksi yang bernilai Islam.

Sering aku temukan di stiker-stiker bahkan di pakaian, sebuah tulisan "Friday Killer". Jika diartikan kata tersebut memiliki makna kejam, karena artinya adalah "Pembunuh Hari Jum'at" yang tidak lain adalah upaya mengkerdilkan hari perkumpulan umat Islam.

Jadi, Jum'at adalah hari perkumpulan, untuk menunaikan shalat berjamaah dan menyimak pencerahan, sebagai penguatan keiIslaman umat Islam, Iman serta menjadi muslim yang Ihsan.

Salam Jum'at, Yaumul mubarok...

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 21 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 08 Mei 2018 |Musholla, 13.00
Share:
Read More

MEDIA MENULIS MASA KINI


Aku punya teman dekat. Saat ini dia bergelut di media universal online juga cetak. Sejak dulu dia memang suka berkalung Canon dan meliput ke lapisan masyarakat. Aku sangat appresiatif terhadap semangatnya yang meluap-luap. Dia orang biasa sepertiku, yang tak lebih cerdas tapi dia punya usaha keras, yang membuatnya hebat bermartabat dan bahkan terkenal di berbagai tempat.

Sudah beberapa kali dia kirim tulisan via WhatsApp, termasuk tadi malam. Setiap dia kirim tulisan, dia minta untuk dikoreksikan agar katanya pas dan layak dipublikasikan. Beruntung HP saat ini bisa guna untuk edit tulisan. Andai tidak, warnet lah tempat pelarian. Haha !

Aku tidak lebih pintar. Aku sama dalam proses belajar. Bagiku interaksi denganya adalah pintu masuk berbagi pengetahuan dengan orang yang tengah menekuni bidangnya sebagai wartawan. Yang membedakan, aku merasa lebih open dalam memeriksa setiap huruf dalam tulisan. Bagiku, sekecil titik dan koma tidak boleh diabaikan, karena itu tetap sebuah kesalahan yang dapat menghadirkan komentar dan saran orang-orang. Makanya penulis itu harus jeli dan pandai menata huruf sampai jadi wacana baku satu kesatuan.

Demi gapai impian, ada baiknya, kita menyelam sambil minum demi menghapus dahaga tenggorokan. Era tekhnologi sarana jauh lebih gampang. Mengapa demukian ? Jika dahulu menulis harus menggunakan keyboard komputer tapi sekarang, HP menjadi serba guna untuk produksi tulisan. Saranku, teruslah menulis memberikan pencerahan sampai semua orang tersadarkan ! Selamat berjuang, kawan !


|Penulis : M Siryi Zamil
|Tulisan 09 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 26 Mei 2018 |Room, 14.22
Share:
Read More

HANDPHONE


Setengah malam dan setengah hari, HP ku mati suri, setelah sebelumnya aku asyik online sampai low battery. Gelisah rasanya dan kepala pusing sekali, karena selain ada janji melanjutkan telponan dengan bibik yang sempat terputus di tadi pagi, juga ada editing berita yang harus segera diurusi. Entahlah, bagiku tak megang HP melebihi sakit hati. Hihi

Sebuah adegan menarik dari video pendek yang aku temui di galery, video tersebut kemungkinan dari WhatsApp yang terdownload sendiri. Dalam adegan itu seorang ibu guru bertanya tentang cita-cita kepada beberapa muridnya yang masih anak-anak sekali, mereka jawab satu persatu, namun ada satu jawaban yang terdengar aneh, membuat si guru bertanya kembali, satu dari mereka menjawab bahwa dia ingin menjadi seperti HP. Alasan mengapa HP, karena ternyata dia selalu diacuhkan oleh ayah-ibunya gegara HP, minta makan disuruh ngambil sendiri, minta bermain-main kepada ayahnya, si ayah tak peduli sama sekali, seolah tak ada waktu selain menekun layar HP.

Dari itulah, terbesit dalam hati anak kecil tadi, bahwa betapa semua orang begitu sayang pada HP, sehingga dengan menjadi HP si anak bisa memilki perhatian yang tinggi.

***

Andaikan suara adzan sama dengan bunyi dering HP, betapa konsistennya manusia mendirikan sholat 5 waktu setiap hari.

Andaikan cinta pada Al-Qur'an sama dengan cinta kita pada HP, betapa banyak pahala yang kita miliki lantaran selalu membacanya dan mengaji.

Andaikan semangat belajar sama dengan tekunnya kita pada layar HP, betapa banyak ilmu yang kita dapati lantaran selalu fokus belajar setiap saat tanpa henti.

Andaikan silaturrahim sama dengan seringnya kita buka layar yang terkunci, betapa melimpahnya kasih sayang dan betapa eratnya persaudaraan, bagai terikat tali.

Andaikan melakukan kebaikan sama dengan mengoperasikan aplikasi, betapa dosa tak akan terlihat lantaran terhalang pahala kebaikan yang menggunung tinggi.

Andaikan, segala ucapan janji sama dengan saat kita online tiap hari, maka tidak akan ada janji janji yang diinkari karenaa selalu mendahului.

Andaikan, aku adalah sebatang HP, maka semua orang akan menaruh hati, untuk mencintai. Hihi...

Andaikan ... (lanjutkan sendiri ...)


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 12 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 29 Mei 2018 |Room, 17.57
Share:
Read More

THR YANG TAK DISUKA


Beberapa kali aku diajak mendatangi tempat itu,  tapi aku sering berdalih ada acara dengan temenku. Mereka mungkin sudah tidak sabar lagi untuk menyambangi tempat seru itu. Dan baru tadi malam aku mengatakan mau, karena untuk beralasan lagi mereka sudah tau. Terpaksa aku ikut. "Mumpung ada waktu, jangan sia-siakan moment sepert itu". Begitu mereka berkata padaku, temanku. 
.

THR, begitu orang-orang menyebutnya. Tiga tahun aku di Jember dan tiga kali pula aku dipertemukan dengannya. Biasanya ia datang menjelang lebaran dan semua warga dengan senang menyambutnya, serta menikmatinya sampai kurang lebih sebulan lamanya.
.

Bagiku, persembahan semacam itu bisa dijadikan taman lepas penat bagi masyarakat, dan tak ada yang perlu dibahas-bahas. Namun bagi agama banyak hal yang mesti dibahas, terkait orang-orangnya yang menjadikannya sebagai ajang umbar aurat, karena itu tergolong maksiat. Dan dalam agama pun dilarang keras, khususnya bagi golongan akhwat. Hal itu dapat membangkitkan syahwat. Bahaya sangat !
.

Di THR, kaum gadis, janda, dan ibu-ibu masyarakat, mereka lebih suka pakain yang ketat, membuat lekuk tubuhnya terlihat, ada yang pakai rok mini agak ke atas, betisnya terlihat mengkilat, membuat pandangan para lelaki tersibak. Menyentil syahwat.
.

Pengumuman bagi kaum akhwat, perbuatan seperti itu adalah perbuatan maksiat, itu adalah dosa besar yang kelak akan dihisab. Itu akan menjerumuskan dirimu pada neraka di akhirat. Makanya, bagi kaum akhwat yang doyan maksiat, segeralah bertobat sebelum terlambat. 

***

THR yang dimaksud adalah "Taman Hiburan Masyarakat". Boleh hukumnya, tapi memperlihatkan aurat, hukumnya adalah haram mutlak. Sadarlah dan segeralah taubat !

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 20 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 07 Mei 2018 |Sofa kantor,  16.21
Share:
Read More

BERMEDSOS DENGAN SEHAT



Hampir setiap kegiatan terpotret dan di-update. Dijadikan status, semua temennya ditag supaya mendapat komentar dan like. Tidak peduli orangnya cantik atau jelek. Anak muda sampai kakek kelet. Berbagai aplikasi dipakai untuk perbagus hasil jepret. Semua fotonya ter-edited. Begitulah upaya orang-orang untuk jual diri di media sosial, mulai dari IG hingga lite. Komplet !

Foto statusnya dilengkapi tulisan. Ada yang bersifat gagasan, pengetahuan, dan ada pula yang curhatan. Bagiku yang kurang layak diumbar adalah curhatan. Apalagi yang sangat pribadi sekali, seperti halnya pacaran. DIA ceritakan semua secara norak dan gamblang,  mulai ketika pengenalan, ketika jadian, bermesraan, anu-anu-an dan pun sampai perselingkuhan yang dia lakukan. Semua orang jadi tau semua tentang ... meski mereka tidak pernah berbincang-bincang apa yang seharusnya disimpan. Edan !

***

Foto

Boleh berfoto- foto tapi jangan dipajang di media sosial karena rawan diapain orang. Lebih baik bawa ke percetakan untuk kemudian dicetak dan dipajang di kamar-kamar rumah sebagai hiasan. Lebih baik dan aman, bukan ?

Tulisan

Tulisan adalah sama dengan ucapan. Yang baik akan berdampak baik. Yang jelek berdampak jelek. Lebih baik, yang baik selalu ditebar. Yang jelek diamankan.

Salam, jangan jual diri di media sosial tapi jual kebaikan supaya dapat pahala tuhan...


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember, 21 Agustus 2017 |22:30 wib.
Share:
Read More

RINDU


"Jika kau bertanya seperti apa bentuk rindu, maka jawabannya tidak tau, karena aku tak bisa menjelaskan dengan kata kata. Jika kau bertanya, kapan ia datang, jawabannya juga tidak tau, karena semuanya serba tiba tiba. Tapi jika kau  bertanya siapa, maka aku jawab, ialah kamu.
***

Hati siapa yang tak merindu jika hariku terpisah dengan orang yang aku anggap nomor Saturday dalam hidupku. Hari hari terbelenggu sendu. Jika beberapa saat saja suaranya tak terdengar seperti waktu waktu yang lalu, pikiran jadi kaku.

Dia sangat perhatian padaku dan banyak sekali korbankan sesuatu, untukku. Namun Aku abaikan selalu. Dia tak paham tingkah lakuku, lantaran terlalu dalam menjiwaiku. Dia membuatkan tempat khusus dalam kalbu, Sehingga apapun yang terjadi Dia tidak ingin pisah denganku.

Hati siapa yang tak merindu ? Satu tahun lebih terpisah dalam ruang dan waktu. Hati terlalu merindu. Tak puas bagiku, mengobati rindu lewat ponsel kecilku, suaranya tak jelas terdengar bertalu talu. Tak puas pula bagiku, melihat fotonya yang seoalah terhalang debu. Aku ingin duduk bersama, dibelai indah seperti kejadian kecil dulu. Yah Aku rindu semua itu !

Seorang itu begitu berharga dalam hidupku. Dia adalah IBUKU !

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 5 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 22 Mei 2018 |Ruang 03, 09.00
Share:
Read More

LEBARAN YANG DINISTAKAN


Malam hari raya (lebaran) adalah malam kemenangan setelah sebelumnya umat Islam berjuang menahan lapar dan segala macam yang membatalkan pelaksanaan puasa Ramadhan.

Mengekspresikan kemenangan Ramadhan tidak boleh sembarang. Melainkan harus sesuai dengan yang diajarkan Islam. Dalam Islam sudah diajarkan bagaimana merayakan hari kemenangan, yaitu dengan membacakan kalimat takbir di mesji-mesjid, musholla, hingga langgar, bukan arak-arakan dan ugal-ugalan, apalagi menghura-hurakan kalimat takbir versi disco sambil joget-jogetan.

Benerapa kali aku saksikan, peristiwa cacat malam lebaran, entah di Sampang, Pamekasan,  mungkin juga Sumenep dan Bangkalan.

Madura yang keluar dikenal sebagai pulau terkental dengan budaya Islam, saat ini juga tak bisa dielakkan, karena malam lebaran lebih banyak di jalan-jalan meramaikannya dengan takbiran versi disco dan dangdutan.

Tidak elok disaksikan, malam lebaran yang seharusnya digambarkan dengan nilai yang sopan dan menenangkan, justru dirusak dengan arak-arakan.

AYO... Para tokoh agama, para tokoh masyarakat dan juga para aparat, kondusifkan malam lebaran, jadikan ia lebih bernilai, yang sesuai ajaran Islam.

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 28 Ramadhan 1439 H
|Sampang, 14 Juni 2018 |Ketapang, 23.30
Share:
Read More

PELAKSANA CERITA


Manusia itu telah melanggar hukum Tuhan, dengannya, manusia dikutuk oleh Tuhan dan diturunkan ke bumi.

Pasalnya, manusia yang awalnya hidup tenang dan nyaman di istana Tuhan, mendapat hukuman dengan diasingkan ke tanah luas belantara.

Namun, lama kelamaan manusia tumbuh membiak menjadi raja di tanah. Ya, manusia menjadi raja di bumi. Peristiwanya, mereka berselisih, bertumpah darah antar sesama, dan yang menang berkuasa sementara yang kalah menjadi jelata, dan banyak peristiwa lainnya yang bergulat dalam kehiduan mereka. Dengan itu, terangkailah cerita-cerita, yang memenuhi ruang dan waktu dalam kehidupan manusia di bumi.

Tambah hari cerita cerita itu semakin lengkap dan berkembang mengisi otak dan bahkan tertulis dalam surat surat. Dengannya manusia dapat dikatakan sebagai pelaksana cerita cerita.

Namun begitu, manusia dapat membangun perubahan ; merubah derita menjadi bahagia, merubah yang tak terpelihara menjadi berharga, bahkan merubah tanah tanah kumuh yang menakutkan menjadi istana megah. Hingga tiba, dimana bumi berubah seolah menjadi surga, dan manusia menjadi bidaddari manja yang bebas bergaya. Ya, manusia dengan otak dan tangan kakinya dapat merubah bumi menjadi surga.

Kata teman, manusia lebih dari sekedar daging yang terdiri dari tumpukan lemak dan urat-urat, lalu dia menjelma, menjadi ksatria, menjadi pengembala, dan juga pelacur di kota kota, yang berjumlah banyak dan beragam. Cerita pun terus berkembang.

Namun cerita tetaplah cerita. Cerita akan berakhir, tak selalu bernarasi yang berjeda koma, tapi juga titik, dimana cerita harus ditutup dan dibuka lagi keesokan harinya.

Ternyata, manusia hanya diciptakan untuk mengisi cerita cerita. Ketika manusia mati, maka cerita itu selesai. Akhirnya cerita ditutup, dan manusia kembali kepada yang menciptakannya.

Itulah manusia yang terkutuk, lahir untuk membuka lembar cerita, mengisi dan menutupnya kembali. Lalu berpulang ke asalnya.


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember, 21 Agustus 2018 |Room,
13.30
Share:
Read More

ANTARA SUKA DAN TIDAK SUKA



Hidup di era sekarang semuanya serba bebas, manusia seolah tak mau terikat. Dalam mengambil sumber ajaran mereka tidak lagi pada kebanaran yang mutlat, tapi lebih pada pemikiran hawa nafsu yang membuatnya puas. Pasalnya, yang hak terkadang tak dilihat, namun yang batil disikat. Dari situlah sehingga keadaan dunia saat ini dapat terlihat dwngan jelas antara kubu yang sehat dan kubu yang cacat dalam kaca mata syariat.

Kata temanku, dewasa ini orang-orang hidup berorganisasi dan mencintai organisasinya dengan sangat amat. Sehingga mereka tidak mau menerima suply dari organisasi lain yang dianggapnya saingan ketat, sekali pun suply tersebut mengandung kebenaran yang bersifat mutlak.

Antara suka dan tidak suka. Sangat mungkin seseorang yang dulu pernah berselisih denganku, dia tidak mau menerima apa yang kukatakan sekalipun yang kukatakan tersebut adalah fakta dan sesuai realita. Alasannya, karena dia tidak suka. Sikap seperti itu bahaya, tidak boleh kita pelihara, karena orang-orangnya akan selalu melakukan pembenaran dan selalu mempelintir kebenaran yang ada.

Sama dengan, ketika yang menyampaikan adalah HRS, kelompok di luar organisasinya tidak mau menerima fatwanya sekali pun yang disampaikan benar adanya.

Sama dengan, ketika UFS yang menyampaikan materinya, orang -orang yang tidak suka selalu menolaknya, padahal bisa saja kebenaran ada disana.

Sama dengan, ketika UAS yang mengisi ceramahnya, kelompok yang merasa terancam kepentingannya malah memusuhinya. Padahal andaikan mereka memikirkannya dan menyadari perbuatannya, bisa lebih baik hidupnya.

Berbeda ketika yang berfatwa dari kelompok yang sama, tanpa mengakaji terlebih dahulu langsung diterima, padahal belum tentu kebenarannya. Alasannya, karena dia dari kelompok yang sama, sehingga mau tidak mau harus menyukainya. Makanya tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa banyak ulama yang membingungkan umatnya karena fatwa yang disampaikan melenceng namun mengatasnamakan agama.

Dan lain sebagainya dan lain sebagainya.

***

Mengambil suatu fatwa itu, jangan berdasar pada "suka dan tidak suka" tapi berdasarlah pada "benar dan tidak benar", yang datangnya bisa dari mana-mana. Mau siapa dan dari mana asalnya jika dia berkata benar sesuai standart kebenarannya terlebih agama, ambilah ia dan abaikan (jangan diambil) yang tidak benar.

"Lihatlah apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang nenyampaikan !"


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 18 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 05 Mei 2018 (Kamarku, 14.52)
Share:
Read More

PEMUDA HEBAT

Pada Allah, taat. Bantu orang tua selalu sempat. Berbakti untuk bangsa dan masyarakat. Bekerja keras, cerdas, dan selalu ikhlas.

***

Di era globalisasi, sulit rasanya temukan pribadi hebat sejati, terlebih pemuda-pemudi. Terkadang mereka berilmu tinggi tapi tak berbudi pekerti. Berdasi tapi lakukan korupsi. Belajar pilih sekolah negeri tapi kerjaanya tawuran bahkan gurunya digebuki. Bersarung dan berpeci, ala santri, tapi sholat 5 waktu sering ditinggali, kitab bacaannya di layar HP, kerjaan favoritenya berselfie. Mereka bilang dirinya pemuda funky.  Bagiku, itu salah versi, ya salah versi !

Pemuda funky itu adalah yang berjiwa besar nan kuat. Menyungguhi dua kalimat syahadat. Rajin dan tak pernah tinggalkan sholat. Banyak bersedekah dan bayar zakat. Lakukan puasa dia kuat. Pergi Haji dia jadikan sebagai cita-cita hebat. Islam penuh syarat. Mantap !

Aktivitas; gemar baca sholawat. Menghindari maksiat. Pada Allah, dia taat. Bantu orang tua selalu sempat. Berbakti untuk bangsa dan masyarakat. Bekerja keras, cerdas, dan selalu ikhlas. Begitulah deskripsi sebenarnya tentang pemuda hebat !

Hebat dan dahsyat !

| Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan keenam Ramadhan 1439 H.
|Jember, 23 Mei 2019 |Sofa Kantor. 12.17
Share:
Read More

BERIMAN DAN BERBUAT

"Jika Yahudi dan Nasrani memandang dengan mata dan logika, Islam justru dengan Iman. Itulah yang membuat Islam berbeda"

***


Tak sedikit orang orang yang tau akan keutamaan hari Tarwiyah dan Arafah, namun mereka sungkan dan merasa berat untuk mengamalkannya, seolah tidak percaya bahwa berpuasa di hari hari itu dapat menghapus dosa satu tahun yang terlewati dan satu tahun mendatang.

Dianggap tidak berbanding antara jaminan dan upayanya dan bahkan tidak meyakini lalu mengketus, masa iya puasa cuma dua hari dapat menghapus dosa satu tahun yang terlewati dan mendatang. Itu tandanya masih melogikakan firman Tuhan yang tidak terjangkau oleh akal manusia.

Saya hanya berpikir bahwa di dunia ini ternyata masih ada dan bahkan banyak sekali yang memandang kebenaran Tuhan dengan mata dan logika, bukan dengan iman, padahal itu mutlak kebenarannya dan tak perlu diragukan.

Nabi itu tidak pernah berdusta. Apa yang disabdakan olehnya selalu benar dan akan nyata kejadiaannya, meski dalam pada itu, secara logika tidak mungkin terjadi sebagaimana yang disabdakannya.

Dalam Islam memang selalu mengedepankan Iman. Itu yang membuat Islam berbeda dengan agama lainnya. Ya, Islam itu cara memandangnya selalu dengan Iman selagi itu berasal dari sumber yang jelas ; Allah dan Rosulnya, bukan pandangan mata dan logika.

Orang Islam yang masih meragukan sabda sabdanya bisa dikatakan sama dengan sikap orang Yahudi dan Nasrani. Mereka dulu ketika diajak menyembah Allah malah meminta Nabi untuk menunjukkan dimana Allah. Mereka hanya memandang dengan mata dan logika, tapi tidak dengan iman.

Kembali ke pragraph awal, bahwa puasa di hari Tarwiyah dapat menghapus dosa satu tahun yang terlewati, sementara Arafah menghapus satu tahun yang terlewati dan satu tahun kedepan. Itu sabda Nabi. Terimalah pernyataan tersebut dengan iman,  karena kita akan sulit mengamalkannya apabila dipandang dengan mata dan logika.


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Yaumat Tarwiyah 1439 H.
|Jember, 20 Agustus 2018 |Room, 12.30
Share:
Read More

LAHIR BATIN


RAMADHAN PERGI

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1439 H.

Jum'at, hari ini adalah hari pelepasan Ramadhan. kita menggelarnya dengan perayaan Iedul Fitri yang penuh keindahan. Rasanya semuanya diliputi kebahagian, setelah melewatkan masa perjuangan selama sebulan.

Selamat tinggal Ramadhan, hari ini kita tidak lagi berkata bulan penuh keberkahan lantaran sedekat ini kau pergi meninggalkan. Semoga jejakmu lalu, dapat menambah keimanan dan ketakwaan serta dapat mengembalikan kita pada fitrah kemuliaan. 

Saat ini kita hanya dapat merenungkan dan menyimpan banyak pertanyaan.

Wahai saudara seiman :
Apakah kita layak mendapatkan kemenangan setelah kita perjuangkan masa puasa sebulan...

Apakah kita telah merawat ketakwaan dan keimanan dengan kesungguhan...

Apakah kita telah menempuh ujian puasa dengan penuh harap ridha Allah yang maha penyayang...

Dan yang paling penting kita harus bertanya pada diri kita, apakah kita mampu menjaga ketakwaan ini setelah Ramadhan...

Karena takwa tidaklah dibatasi oleh ruang dan waktu yang ditentukan. "Bertakwa lah kamu dimana pun kamu berada" begitu Rasulullah berpesan, karena takwa bisa digoyahkan dan hilang, jika tidak diasah dan dimantapkan.

Saat Ramadhan kita rajin datang ke Masjid melaksanakan shalat berjamaah dan melakukan qiyamullail dengan shalat Tarawih setiap malam, tak lupa pula kita rajin baca Al-Qur'an, bahkan berulang kita mengkhatamkan, sedekah sering kita lakukan, geliat hawa nafsu selalu kita jaga penuh kehati-hatian, agar puasa kita  tidak berada dalam kesia-siaan, dan banyak lainnya yang kita lakukan demi keistimewaan Ramadhan.

Namun semua itu bisakah kita pertahankan saat Ramadhan pergi meninggalkan kita sekalian...

Aku berdoa semoga akhir dan tujuan kita berpuasa adalah meningkatkan ketakwaan...

Lalu jika takwa itu tidak dapat kita pertahankan pasca ramadhan, masihkah kita mendapatkan makna dan kemenangan dengan Ramadhan...

***

Marilah, kita tetap berikhtiar memupuk ketakwaan kapan dan dimana pun kita bertandang...

SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1439 H.
Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin...



|Tulisan 29 Iedul Fitri 1439 H.
|Sampang, 16 Juni 2018 |Toko, 09.30|
Share:
Read More

SEDERHANA


"Kata orang sederhana itu tampil apa adanya, tapi kata saya, sederhana adalah bersyukur sebanyak-banyaknya"

***

Tadi siang, setelah pulang shalat dari musholla, Saya menemukan kado tak dikenal di kamar saya. Kado itu berisi Arlogi, selembar surat, dan permen bertulis "Happy Birthday". Pasti kado ulang tahun, dalam hati saya. Entahlah siapa pengirim kado tersebut, karena saya cari tidak menemukan satu nama pun.

Saya baca surat yang hampir dua halaman kertas buku Sidu itu. Dalam surat itu dia mengungkapkan rasa terimakasih karena telah banyak belajar dari kehidupan saya. Ya, dia mengatakan suka dan kagum akan kesederhanaan saya. Saya yakin dia adalah orang yang sangat paham tentang seluk beluk kehidupan saya.

Kata sederhana dalam surat itulah yang membuat saya merenung panjang dan merindu akan teman teman seorganisasi dulu di pondok, dimana kami selalu diingatkan oleh para senior tentang kesederhanaan.

Kata senior, sederhana itu, kami harus hebat tapi tidak menunjukkan kehebatannya selagi tak dibutuhkan, penampilan boleh biasa tapi pemikiran harus luar biasa, ramah kepada orang lain dan menghargainya, tidak boleh merasa paling tapi biasa, jujur dan apa adanya, dan masih banyak gambaran lainnya tentang kesederhanaan, yang sampai saat ini masih belum saya pahami sejatinya.

Membaca pragraph di atas, mungkin pembaca bertanya, apakah penulis sendiri memiliki sikap sederhana? Saya jawab tidak tau, karena yang menilai saya adalah orang lain, namun begitu saya selalu berusaha untuk bersederhana dan membiasakannya.

Saya suka hal yang sederhana. Termasuk gaya tulisan. Sampai saat ini saya suka tulisan Ahmad Rifa'i Rif'an, sang motivator muda, dimana gaya bahasanya enteng dan mudah dipahami oleh banyak kalangan. Kata beliau, tulisan sederhana itu membuat sesuatu yang rumit menjadi mudah untuk dipahami, bukan sebaliknya.

Berlaku pula bagi sikap manusia, sikap sederhana itu selalu mengakui keadaan yang ada pada dirinya, sekalipun kehinaan, yang biasanya orang lain tidak terima dan mengakuinya, dia  terima dengan lapang dada. Dia tidak suka berlebihan. Bahasa gampangnya, apa adanya.

Sederhana adalah ketika kita selalu mensyukuri apa yang ada pada dirinya. Apa adanya!


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember, 18 Agustus 2018 |Room,  16.00
Share:
Read More

WISATA MADURA


Madura yang dulu dikenal sebagai pulau kumuh dan alami, saat ini mulai dipermak bagai penganten yang dihiasi anika bunga-bunga. Begitu banyak tempat tempat wisata, yang bisa dijadikan tempat kunjungan dan hiburan oleh para warga, terlebih para pemuda. Madura masa kini mulai bersaing dengan daerah daerah kota di Jawa.

Setauku, di bagian Pantura saja, di bibir-bibir pantai sudah sangat banyak tempat wisata yang memang diolah oleh manusia dan terpelihara, mulai dari Kapal dan Pantai Jodoh hingga Nipa, dan masih banyak lainnya, bukan lagi yang ada di Pamekasan dan Sumenep, mulai dari yang bernama depan pantai, bukit juga gili dan sebagainya, yang setiap harinya tidak sepi dari para pengunjungnya.

Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Madura karena bisa dijadikan tempat melepas penat saat waktu senggang.

Namun di sisi lain menjadi mudharat yang dapat menghapus nama harum Madura keluar, karena sudah beberapa kali kejadian tidak baik yang dilakukan para anak muda di tempat-tempat wisata yang dengan bebas melantarkan para pengunjungnya berbuat seenaknya.

Makanya bisa ada benarnya jika beberapa bulan lalu, tempat wisata di bagian pantura tersebut hendak dibubarkan.

Aku dan mungkin sebagian masyarakat Madura lainnya tidak bangga dengan tempat-tempat wisata buatan tersebut, karena selain jelas merusak alam, juga dengan dampak negatif-nya bisa mencederai pulau kesayangan kita.

Aku anak rantau, tidak jarang menguping pembicaraan orang luar sana bahwa Madura adalah sebagai sarang para ulama dan kewaroannya, banyaknya madrasah dan pendidikan keislamannya, banyaknya kaum santri dan adab baiknya, juga dikenal sebagai masyarakat yang konsisten dengan ibadahnya, dimana saat adzan terkumandang mereka berhenti sejenak dari pekerjaannya untuk beramai-ramai mendirikan shalat berjamaah di masjid dan mushollahnya, serta tinggi prinsip dan solidaritasnya.

Lah, aku dan mungkin sebagian masyarakat Madura lainnya lebih bangga dengan popularitas khas orang Madura yang tertanam sejak lalu, bukan dengan yang dipersembahkan akhir-akhir ini, dimana tempat pendidikan siswa bunuh gurunya, santri gebuk ustadnya, haflah nyawer acaranya, dan juga tempat wisata bebas yang berpotensi mesum bagi para pengunjungnya.

Tempat wisata yang baik adalah yang diringi aturan yang baik, bukan malah disuguhkan dengan secara bebas.

Kita cinta Madura, Ayo.. madurakan Madura !

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Sampang, 18 Juni 2018 |Toko, 14.33
Share:
Read More

INDONESIA 73 TAHUN


Selamat Hari Ulang Tahun, Indonesia!

"Semogalah bangsa kita senantiasa diridhai Allah, menjadi bangsa yang maju, bermoral, berbudaya, sejahtera, dan aman sentosa!"

***

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Kibarkan merah putihmu, karena dengannya, bangsa lain di dunia melihat Indonesia ada sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan berjaya, dan dengannya dunia menyaksikan betapa cintanya kita pada bangsa sejuta pulau yang kaya raya ini.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Pastikan hari ini tidak ada lapangan yang menganggur, lantaran merah putih ingin berkibar tinggi, dengan penggelaran upacara, dalam rangka berdoa bersama, memperingati, serta menyemangati putra bangsa  untuk Indonesia lebih merdeka.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Berkumpulah dan hormatlah kepada sang saka merah putih serta tanamlah dalam hati rasa cinta yang besar kepada bangsa kita tercinta, bangsa Indonesia.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Berharap Indonesia lebih berkembang untuk menjadi bangsa yang maju, serta tidak bergantung pada bangsa lain yang ingin merubah peradaban dan menguasai kekayaan alam.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Berati 73 tahun lalu, pahlawan bangsa telah memproklamasikan kemerdekaan setelah sebelumnya berjuang mati-matian mengusir penjajahan.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Dulu para pahlawan berjuang demi kemerdekaan. Kenanglah mereka sekarang. Mari berdoa, semoga mereka senantiasa dalam keadaan tenang di alam sana, serta kenanglah jasa mereka, karena dengan keringat darahnya, sampai saat ini dapat kita rasakan. Dan mari dekap erat erat, lindungi bangsa kita dari segala bentuk penjajahan.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Usia yang mulai menua. Para bapak bangsa mulai banyak pensiun menjaga bangsa. Bersiaplah para pemuda, karena di pundakmu amanah bangsa akan dititipkan untuk melanjutkan perjuangan. Besemangat dan bersiaplah untuk bangsa kita maju lebih gemilang.

Hari ini adalah Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 73. Usaha kita saat ini dan kedepan menentukan peradaban bangsa. Jadikanlah Indonesia bangsa yang bermoral, bersuku suku dengan budaya yang beranikaragam, aman, sejahtera dan berkeadilan.

Mari berdoa, semoga bangsa kita, Indonesia selalu dalam lindungan Tuhan yang maha Esa.

Salam, kami santri, berjuang untuk negeri. Jayalah Indonesia!


| Penulis : *M Siryi Zamil
| Jember, 17 Agustus 2018 | Room, 15.00
Share:
Read More

TUJUAN SEJATI


Selama ini, yang dijadikan motivasi bagi kita adalah hanya orang-orang berdasi. Mereka dikata hebat dan sukses sejati, lalu disuguhkan kepada kita untuk ditirui. Itu sangat mempengaruhi, bisa menjadi doktrin bagi otak para generasi untuk selalu mengejar perkara duniawi, bukan ukhrawi.

Jangan pandang seaeorang itu apa profesinya, tapi pandanglah sejauh mana dia melakukan sesuatu untuk akhiratnya.

Dibicarakan oleh salah seorang temanku saat aku bertamu ke rumahnya. Setauku, dia adalah orang yang pernah berprilaku nakal dan brutal di masa bujangnya. Namun saat ini, entahlah apakah dia sudah taubat atau tidak. Tapi aku sering baca status Fb-nya yang berisi materi spiritual, yang dapat menjadi renungan bagi siapa saja yang membacanya.

Saat aku bertemu langsung dengannya, dia bercerita bahwa tidak jarang dia diolok-olok oleh teman-temamnya, lantaran ketahuan bantu orang tuanya yang berprofesi sebagai petani di daerahnya. Dia bilang bahwa dia tidak malu mau dikata apa, karena yang dia lakukan adalah berbakti kepada orang tua dan mengharap ridha-Nya.

Dia berkata bahwa zaman saat ini yang tak bercelana menjadi hina, Yang tak berdasi tak perlu dihormati. Yang tak bekerja di kantor dianggap orang tidak jadi, kepada para petani suka bilang jijik dan gengsi. Ternyata banyak sekali orang yang tidak tau hakikat sukses yang sejati.

Dia benar-benar sudah berubah. Jika dulu suka koleksi baju-baju bagus, sekarang mungkin tak lagi, dia tampil sangat sederhana. Jika dulu suka caci maki teman-temanya, sekarang mulai ramah tamah, bicaranya mengandung banyak hikmah.

Dia bercerita banyak tentang riwayat hidup orang orang keramat, yah sepertinya dia mengenal banyak orang orang setingkat thoriqoh dan makrifat. Tak terkecuali sejarah  para sahabat dan Rosul yang perjuangan hidupnya berat namun untuk perjuangkan agama, kepentingan akhirat.

Satu hal yang paling inti dari apa yang dibicarakannya, bahwa manusia bekerja hanya ada dua tujuan, yaitu tujuan dunia dan tujuan akhirat. Lah, sampai disini, pertanyaannya kamana tujuan kita hidup di dunia ?

Jika akhirat tujuannya, disanalah sukses yang hakiki...

|Penulis : *M Siryi Zamil
|Sampang, 17 Juni 2018 |Serambi toko, 19.15
Share:
Read More

KEKERINGAN


Aku biasa duduk di meja kecil yang terbuat dari anyaman bambu di depan toko kakakku. Dari sana, aku dengan mudah menyaksikan para pengemudi yang berhilir mudik di depan toko. Beberapa hari ini, aku hampir setiap hari mendapati truck yang berulang kali lewat mengangkut galon-galon besar.

Kejadian tadi pagi, aku ikut bantu bapak gali semacam lubang kecil, sumur, di tegal dan terdapat beberapa orang lainnya yang melakukan hal yang sama di tegal dan sawah-sawah mereka. Mereka saling sahut menyahut berbicara tentang mengkrisisnya air di saat para petani lagi membutuhkannya untuk menyirami bibit tembakaunya.

Aku jadi ingat dan sadar bahwa yang diangkut truck itu ternyata air, lalu seperti biasa disalin ke drum-drum kecil dan dibawa pulang oleh warga yang melanggan, seperti beberapa tahun silam.

Perbincangan kaum petani di tegal-tegal itu, aku perhatikan mereka sangat mengharapkan adanya harga tembakau yang meninggi, dan menguntungkan. Mereka tak henti-henti melontarkan ucapan-ucapan doa dalam setiap pembicaraannya. Mereka merasakan bahwa tidak sedikit pengorbanan yang telah dihadirkan dalam merumat tembakau di tengah kekeringan pada musimnya.

Air memang sangat sulit di sebagian besar daerah Madura jika sudah memasuki musim kemarau. Apalagi untuk kebutuhan penanaman tembakau, untuk kebutuhan di rumah saja mendapatinya sangat sulit dan melelahkan.

Melalui tulisan ini, aku mengajak semua masyarakat, khususnya kaum petani, apabila terjadi hal yang tidak sesuai dengan yang didamba-dambakan, entah sekarang atau mendatang, berupayalah untuk selalu menerima dengan ikhlas apa yang diberikan oleh Tuhan, bukan menyesalkan peristiwa apalagi menyalahkan.

Terkadang masyarakat awam menyesalkan dan menyalahkan peristiwa, menyalahkan panas karena dianggap berlebihan, menyalahkan hujan karena dianggap musimnya tak beraturan, serta segala peristiwa yang datang atas kehendakNya, bisa mereka salahkan.

Kita memang tidak pernah tau bagaimana dan seperti apa kehendak Tuhan, namun Tuhan tidak pernah salah dalam berkehendak karena sekecil apapun Tuhan menjadikan sesuatu bukan karena kebetulan, namun atas kuasaNya, yang berwenang.

| Penulis : *M Siryi Zamil
|Sampang, 19 Juni 2018 |Toko, 19.46
Share:
Read More

BERPIKIR SAMBIL BERTINDAK


Beberapa tahun yang lalu, saya kenal seseorang (tak perlu saya sebutkan namanya). Usianya sedikit tua, sekira 45 tahun, rumahnya di kawasan kota Jember.

Tak jarang saya mendatanginya dan meminta pendapat atau solusi kepadanya. Memang sejak pertama kali saya duduk dan berbincang dengannya, banyak sekali solusi yang dapat saya ambil darinya. Ya, kata orang akademisi, orang semacam itu solutif wawasannya.

Dalam ranah belajar, saya semenjak itu lebih suka bertukar pemikiran atau pengalaman dengan orang-orang yang kadar kedewasaannya di atas saya, baik yang lebih tua maupun, yang pendidikannya lebih tinggi daripada saya.

Dan kau tau, orang itu selain lebih tua juga pendidikannya jauh lebih tinggi, dan mungkin prestasi di masa mudanya lebih ada ketimbang saya. Bayangkan di usianya yang ke 21, dia sudah lulus S1 dan pada usia 25 tahun lulus S2. di salah satu Universitas terkemuka di Jember. Semangat pendidikannya luar biasa.

Di awal-awal semester pertama, saya mendatanginya untuk bertanya dan meminta solusi kepadanya, seputar perjalanan mengajar karier oleh anak seusia saya. Dia mengarahkan bahwa kalau masalah karier, agar tidak seperti dia. Ya, dia bilang "jangan seperti saya! ". Saya pun sedikit bingung, mengapa tidak, orang pandangan saya, dia berpengetahuan tunggi dan berpengalaman luas, bahkan pengalaman kerjanya dimana-mana.

Dia pun bercerita, sejak di bangku sekolah dia fokus belajar hingga lulus dari perguruan tinggi pun dia mencari kerja dan fokus bekerja. Lama sekali kerja di Bank, pernah juga menjadi karyawan di Metro TV di Surabaya. Namun tidak lama pindah lagi ke Bank dan banyak perusahaan lagi yang dia singgahi sebagai tempat kerjanya. Namun saat ini berhenti bekerja disana.

Sekarang malah mendaftar jadi guru honorium biasa. Dia bilang bahwa teman-teman sebayanya dan bahkan teman-teman angkatan setelahnya sudah banyak yang menjadi PNS dan setidaknya guru sertifikasi. Kata dia, sekarang mereka tenang hidupnya.

"Terkadang untuk meraih impian, orang itu hanya selalu berpikir saja, ia enggan bertindak, usaha itu tidak akan bisa. Ada juga hanya bertindak saja tanpa berpikir bagaimana kedepan nasib yang menimpa, ia juga sangat sulit bisa, contonya saya. Yang paling baik itu, berpikir sambil bertindak, ia tak henti berencana dan bekerja buat rencananya" Ujarnya. Saya pun membenarkan sembari menganggukkan kepala.

"Makanya, kalau soal karier jangan seperti saya" Tegasnya.

"Lalu, apa menurut jenengan solusi terbaik bagi orang seperti saya, pak?" Tanyaku.

"Di tengah membludaknya pengangguran seperti saat ini, bagi mahasiswa sepertimu, ya sekolah dan berusaha untuk sambil bekerja" Jawabnya.

Dari percakapan di atas, menjadi renungan bagi saya dan juga siapa saja, yang membaca tulisan ini, bahwa yang terbaik itu, adalah ketika kita berpikir dan sambil bertindak. Makna turunannya, sekolah sambil bekerja dan masih banyak turunan lainnya.


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Sampang,  25 Juni 2018 |Rumah,  11.00
Share:
Read More

AURAT, MODERN ALA BARAT

"Neraka itu selalu luas, tak sadarkah bahwa manusia kelak sebagai penguhuninya"

***
Setiap mata memandang disitulah orang-orang pamer kecantikan. Aurat. Mbok-mbok zaman sekarang sudah biasa dengan pakaiaan ketat, apalagi si janda, mengharap para lelaki merapat, apalagi si gadis menggoda para lelaki tanpa kenal tempat; di jalan, di pasar, apalagi di tempat hiburan rakyat. Dirasa kurang puas, beralih pakai cepret-ceprat lalu unggah hasil di medsos, mulai dari Facebook hingga WhatsApp.

Hey, pamer aurat itu tercatat dosa berat. Foto berjilbab saja jika membuat orang lain berhasrat, dosa baginya. Malaikat catat. Apalagi tanpa jilbab, membiarkan anggota badannya terlihat atau pakaian ketat yang memperlihatkan lekukan tubuhnya mencuat. Bahaya, bagiku dihindar mubadzir dilihat dosa maksiat. Wk

Tak jarang aku temukan kaum hawa yang demikian, pamer kecantikan dan bagian yang vital. Betul sekali jika dikata bahwa "paha orang tak semahal paha ayam" jika paha ayam hanya terlihat saat mau disantap tapi paha orang di samping-kanan-depan-belakang sudah meluap. Bilangnya zaman sekarang yang seperti itu adalah modern ala barat. Jika umbar aurat itu modern, binatang sudah dulu modern. Mengapa tidak sekalian telanjang bulat, bukannya itu berarti paling modern. Gila murokkab !

***

Women Is Beauty

Diciptakan dengan segala kecantikannya tapi hanya untuk seorang yang sudah disahkan baginya. Islam mengangkat derajatnya, memuliakannya dan menjaga kehormatannya tapi dia selalu menghindar. Kurang apa lagi ?

#Lanjut menyampaikan...

Wanita...

Dia sedang tidur tapi malaikat catat dosa untuknuya, dia sedang sholat tapi malaikat catat dosa untuknya, dia makan, belajar, sapu rumah, tapi malaikat tetap catat dosa untuknya. Dia diam malaikat masih catat dosa untuknya ...

APA salahnya ??

Ternyata, banyak mata yang melihatnya dan foto dirinya di media sosial. Setiap kali pria melihat fotonya, malaikat catat dosa untuknya. Inilah yang disebut dosa jariyah (Ust. Abdul Shomad, Lc.)

So,

Buat yang suka umbar aurat, tunggu apa lagi, milih neraka atau segera tobat ? Tobat saja ya !*


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember, 15 Agustus 2017 |20:34 Wib.
Share:
Read More

DPR TANPA LABEL

"Cita citamu ingin jadi DPR? Menulis adalah  modal murah menjadikanmu melebihinya"

***
Saya merenung sejenak setelah membaca sebuah tulisan di salah satu grup WhatsApp, dimana tulisan itu merupakan balasan Pak Prabowo Subianto kepada salah seorang nitizen bernama Salim A. Fillah di Twitternya.

Setau saya, Salim A. Fillah merupakan seorang penulis fenomenal. Dia menulis sebuah surat terbuka untuk Pak Prabowo, dimana tulisan sarat aspirasi dan hikmah itu direspon serius olehnya yang saat ini sedang mendudukkan diri sebagai calon presiden kita.

Saya jadi ingat tulisan yang pernah saya tulis untuk Prof. Mahfud MD. dan diexpose oleh beberapa media online nasional tiga bulan-an yang lalu. Saya hanya yakin bahwa jika tulisan tersebut dibaca oleh yang bersangkutan, setidaknya memberikan sentuhan di hatinya, entah positif ataupun negatif dia merespon. Yang terpenting tersampaikan karena sebagai rakyat kami merasa tidak ada yang bersedia menyampaikan isi hati kami, hati rakyat.

Ketika suara rakyat tidak tersampaikan melalui mereka yang memang bertugas sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) , saya jadi flashback pada peristiwa beberapa pekan lalu, dimana pendaftaran calon legislatif (caleg) dipenuhi oleh para artis dan musisi. Pikiran saya membesit tau apa mereka soal rakyat, mereka lebih tau bagaima cara menghibur, supaya namanya naik dan digandrungi rakyat.

Bagi saya, mereka para penulis, yang mustahil wawasan dan keilmuaannya sedikit, juga pantas disebut penyalur aspirasi atau tepatnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tanpa melalui Pemilu yang beranggaran besar, untuk tentukan mereka berlabel DPR, yang terkadang jadinya rawan menelep uang rakyat. Ya, mereka tanpa mandat sebagai dewan pun rasanya sudah selalu terdepan menyampaikan apa yang tengah terjadi pada rakyat.

Andaikan para dewan yang tengah duduk manis di kantor megahnya selalu seperti para penulis, yang setia menyampaikan kebaikan, betapa banyak kebaikan yang mereka tumbuhkan bagi bangsa. Karena semua hasil keputusan bangsa berasal dari suara halusnya. Tapi sayangnya, mereka seolah semakin senget merebut kue kekuasaan, bukan untuk kemaslahatan. Apa mungkin mereka sudah lama tidak dengar suara serak Iwan Fals, atau bahkan sedang tertidur pulas di balik tirai rupiah.

Para artis dan musisi. Mereka bukan tidak  hebat, tapi saya tidak salah jika mengatakan bahwa posisi mereka kurang seranah dengan rakyat, karena kehidupan rakyat jauh tidak seasyik mereka ketika bertayang di acara property. Makanya kurang baik jika popularitas yang justru mereka jadikan jembatan untuk mendapatkan kursi dewan perwakilan rakyat.

Hemat saya, daripadanya, ada yang lebih tau tentang keadaan rakyat, lebih seranah dan lebih dapat dipercaya, yaitu mereka yang selalu mengkaji kehidupan rakyat, mereka adalah para penulis yang setia menyampaikan aspirasi rakyat. Tanpa label DPR yang harus dihonor pun mereka telah selalu mewakili rakyat. Salam aspirasi !


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember, 14 Agustus 2018 | Room,  22.00
Share:
Read More

MELURUSKAN ISUE SURAT YANG DITULIS KEPADA PROF. MAHFUD MD.

®M Siryi Zamil*

Tak menyangka, postingan status Surat untuk Prof.  Mahfud MD. pada tanggal 31 Mei lalu itu juga diexpose di beberapa media. Untuk sementara media tersebut adalah suara.com, beritahukum.com dan juga Regamedianews.com, salah satu media online yang terpusat di Madura. Kemungkinan akan ada media lain yang menyusul untuk mengekposenya juga, karena setelah viralnya tulisan tersebut banyak yang nginbox via messengger, yang salah satunya adalah admin merdeka.com, aku sudah balas inboxnya, namun sampai saat ini belum dibuka.

Memang pertama kali posting di status FB-ku, berjam-jam lamanya hanya beberapa orang saja yang suka. Karena sedikit yang suka, aku copas kemudian diposting di grup Komunitas Kabar Madura, 2019_Ganti_Presiden, dan beberapa grup lainnya serta juga di grup WA. Di grup-grup itulah, tulisan sederhana, polos dan terbuka itu banyak kali dibagikan, komentar, dan juga suka, bahkan sampai mencapai 1000 penyuka.

Aku juga mempostingnya di grup sebelah,  Indonesia Mendukung Ahok (IMA), Disanalah tulisan itu disanggah-sanggah, sedikit yang suka namun komentar melimpah. Aku dihujat dan dibully dengan sangat parah, tulisan tersebut serba salah. Aku memaklumi karena hampir semua yang tergabung di grup itu, denganku tidak seakidah, pemikirannya pun tidak searah.

Mereka mengira, aku menjelek-jelekkan dan benci Prof. Mahfud MD. Semua dalam grup itu menuai kontroversi. Sembarang mereka katakan, mulai dari mengatakan bodoh dan menyuruhku belajar lagi, hingga mengataiku iri kepada Prof. Mahfud, yang bergaji tinggi dan ah..., pokoknya banyak sekali. Aku tersinggung jika menanggapinya dengan hati. Akhirnya aku tidak buka pemberitahuan di grup itu lagi. Komentarnya pedas sekali. Padahal...  andaikan isi tulisan itu dipelajari dan dikaji, tidak ada disana unsur benci, melainkan rasa cinta yang tinggi kepada Prof. Mahfud MD,  sebagai putra Madura kebanggan kami. Dalam tulisan itu, penulis tidak mengatakan malu dan benci kepada Prof. Mahfud MD. lantaran beliau yang bergaji tinggi, melainkan penulis berharap beliau kembali seperti dulu lagi, yang kerap juga menimbrung memberikan solusi untuk negeri, peduli rakyat dan negeri, apalagi saat ini yang pecah belah di rezim presiden Jokowi. Kami berharap beliaulah seharusnya menjadi penyalur suara hati, bukan malah sebaliknya mendampingi presiden Jokowi yang telah menyakiti hati umat Islam dan ulama kami. Penulis yakin, duduknya beliau di bagian BPIP berpotensi menimbulkan sebagian besar rakyat mem-bully Prof. Mahfud MD. Rakyat bisa-bisa semakin membenci. Makanya, Itu yang tidak kita inginkan terjadi.

***

Jadi, Kami tidak benci Prof. Mahfud MD. Kami siap bersama Prof. Mahfud MD. Dan berharap, bersama rakyat pula beliau membangun negeri, bukan penguasa yang telah banyak persekusi dan menyakiti para ulama dan guru kami. 


|Tulisan Ketujuhbelas Ramadhan 1439 H.
|Jember,  03 Mei 2018 |Sofa kantor, 12.49
Share:
Read More

MADURA SEBAGAI PULAU KAUM SARUNGAN

"Salah satu ciri khas utama masyarakat Madura adalah memakai kopiah dan sarung (masyakat sarungan)."

***

Saya dilahirkan di Sampang. Dilihat dari silsilah ayah-ibuku, asli berdarah Madura, tak ada campur darah luar meskipun saat ini stay-nya di luar (Jawa). Saya tidak tau apakah nanti akan hidup menetap di Jawa atau tidak, tapi bagaimana pun saya tetap bangga dengan ciri khas Madura, yang mungkin sampai kapan pun akan tetap saya pertahankan. Karena dengan ciri khas tersebut orang luar menaruh segan.

Mulai sejak kecil saya oleh orang tua disuguhkan tempat pendidikan di langgar, madrasah hingga pondok pesantren, sehingga penampilan pun harus menyesuaikan, harus pakai kopiah dan sarung, yang mungkin saat ini dianggap kumuh di mata pemuda sekarang (jaman now)

Jika mengkaji lebih dalam, pendidikan guru ngaji di langgar-langgar hingga pondok pesantren merupakan upaya penanaman dan pelestarian jati diri Madura. Seolah, sebodoh-bodohnya orang Madura setidaknya bisa baca Al-Qur'an. Pendidikan umum boleh tinggi tapi pengetahuan baca Al-qur'an tidak boleh ditinggalkan. Pakaianya condong islami, berkopiah dan bersarung adalah sebagai icon dan ciri khas utama bagi masyarakat Madura.

Ditilik dari sudut pandang keagamaan, Madura memang dikenal sebagai ‘pulau santri’. Pondok pesantren terkecil sampai dengan terbesar bisa dijumpai di Madura. Hal ini ditengarai sebagai salah satu penyebab gemarnya masyarakat Madura memakai kopiah dan sarung (sarungan). Selain dari lingkungan, sarungan merupakan budaya turun temurun yang dikenalkan oleh para orang tua kepada anaknya mulai dari kecil.

Budaya sarungan mereka lakukan bukan hanya dalam kegiatan keagamaan. Masyarakat yang masih kental dengan budaya Madura, dalam kehidupan sehari-hari mereka selalu memakai sarung dalam segala aktivitas yang dilakukan.

Terkadang dalam acara formal pun, yang apabila di luar harus mengenakan celana tapi di Madura mengenakan sarung, seperti rapat semua prangkat desa dan juga sekaitannya.

Hal itu dilakukannya mulai dari kecil sampai dengan sekarang hampir dalam segala aktivitas kesehariannya selalu memakai sarung. Koleksi sarung yang dimilikinya jauh lebih banyak dari pada koleksi celana. Mereka lebih prioritas pada sarung ketimbang celana. Begitu pula dengan para kaum wanita Madura.

Namun saat ini, budaya tersebut sudah mulai dicederai oleh para anak muda yang kurang memiliki kesadaran regional. Sebagian dari mereka adalah kaum perantau yang di luar sana melakukan asimilasi budaya dengan orang-orang di tempat kerjanya. Budaya tersebut mereka bawa pulang ke kampung halamannya. Sehingga dengan lambat laun budaya luar akan terserap dan menjalar.

Orang Madura harus bangga dengan budaya sendiri yang selama ini menjadi ciri khasnya meskipun tidak sesuai dengan gaya daerah luar. Karena jati diri dan nilai baiknya ada pada ketidaksesuaiaan tersebut.

Kita cinta Madura, mari lestarikan budaya kopiah- sarung. Madurakan Madura !

|Penulis : *M. Siryi Zamil
|Sampang,  24 Juni 2018 |Toko, 09.22
Share:
Read More

KADO PERTAMA 21 TAHUN SILAM

"Jika ayahmu masih hidup, cobalah tanyakan kado ulang tahunmu padanya, atau kau mendapatkan kado yang sama dengan saya,  yaitu suara Adzan dan Iqomah"

***

Ketika sebagian teman mengirim ucapan "Happy Birthday", di lini Facebook, messenger, dan juga chat WhatsApp saya. Saya malah ingat ayah saya dulu ketika terdengar melantunkan suara adzan dan iqomah dari dalam rumah tua saya, saat itu adik bungsu saya lahir. Saya waktu itu masih kecil, tapi saya masih ingat betul kejadian itu.

Ayah saya juga pernah bercerita dan bilang kepada saya supaya nanti kalau saya punya anak, saat dilahirkan, suruh langsung dikumandangkan adzan dari telinga kanan, dan iqomah di telinga kiri. Kata ayah, supaya ketika nanti besar dan dewasa selalu ingat dan taat kepada Tuhannya.

Ayah tidak menceritakan saya tentang lelahnya dia bekerja,  tapi tentang bagaimana anaknya bisa dekat sama yang Maha Pencipta. Hal itu lebih menyadarkan saya bahwa dunia tidak ada apa apanya ketimbang akhirat yang sifatnya selamanya.

Dan saat ini, saat sebagian teman teman mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" pada saya, saya jadi ingat 21 tahun yang lalu, saat saya lahir dari rahim ibu saya, meskipun saya tidak tau persis seperti apa kejadiaannya, saya meyakini, bahwa ayah telah melantunkan adzan dan iqomah yang sama di telinga saya dulu.

Saya jadi merenung panjang mengingat semua itu, lalu memastikan bahwa ayah juga berharap sama. Berharap saya jadi anak sholeh yang rajin beribadah, berguna dan berbakti kepadanya.

Ya, pada hari ini, di usia yang ke 21 tahun, saya jadi ingat ayah, yang mungkin telah merangkul tubuh mungil saya dulu dan bersedia melantunan adzan dan iqoma di telinga saya.

Semoga kado adzan dan iqomah pertama itu dijabah dan terserap ke dalam diri saya sampai kelak, sehingga menjadikan saya selalu tergerak ingat Tuhan dan selalu istiqomah dalam beribadah kepadaNya ; istiqomah melakukan sholat 5 waktu, istiqomah baca Al-Qur'an setelah Maghrib dan Shubuh meski hanya satu makra' saja, serta istiqomah bisa sholat Dhuha dan malam, sebagaimana yang selalu diingatkan oleh Mbak saya setiap waktu libur ke rumah.

Dan bagi yang telah berucap selamat dan doa, saya ucapkan banyak terimakasih kepada kalian semua, kalian adalah teman dan para sahabat saya yang baik. Semoga senantiasa kalian dalam lindunganNya, Amien!

Saya sangat mengaminkan doa doa kalian. Semoga semua doa baik itu dijabah oleh yang Maha Penyayang, serta dibalas dengan kebaikan yang lebih banyak pula. Amien!

***

13 Agustus 2018. Saya  berulang tahun. Saya berdoa, semoga hidup ini kedepan lebih bermanfaat dan berokah, rajin ibadah, rajin belajar, semangat mengejar cita cita dan tetap membahagiakan kedua orang tua. Amien!

|Penulis : *M. Siryi Zamil
|Jember, 13 Agustus 2018 |Room,  16.00
Share:
Read More