®M Siryi Zamil*
Tak menyangka, postingan status Surat untuk Prof. Mahfud MD. pada tanggal 31 Mei lalu itu juga diexpose di beberapa media. Untuk sementara media tersebut adalah suara.com, beritahukum.com dan juga Regamedianews.com, salah satu media online yang terpusat di Madura. Kemungkinan akan ada media lain yang menyusul untuk mengekposenya juga, karena setelah viralnya tulisan tersebut banyak yang nginbox via messengger, yang salah satunya adalah admin merdeka.com, aku sudah balas inboxnya, namun sampai saat ini belum dibuka.
Memang pertama kali posting di status FB-ku, berjam-jam lamanya hanya beberapa orang saja yang suka. Karena sedikit yang suka, aku copas kemudian diposting di grup Komunitas Kabar Madura, 2019_Ganti_Presiden, dan beberapa grup lainnya serta juga di grup WA. Di grup-grup itulah, tulisan sederhana, polos dan terbuka itu banyak kali dibagikan, komentar, dan juga suka, bahkan sampai mencapai 1000 penyuka.
Aku juga mempostingnya di grup sebelah, Indonesia Mendukung Ahok (IMA), Disanalah tulisan itu disanggah-sanggah, sedikit yang suka namun komentar melimpah. Aku dihujat dan dibully dengan sangat parah, tulisan tersebut serba salah. Aku memaklumi karena hampir semua yang tergabung di grup itu, denganku tidak seakidah, pemikirannya pun tidak searah.
Mereka mengira, aku menjelek-jelekkan dan benci Prof. Mahfud MD. Semua dalam grup itu menuai kontroversi. Sembarang mereka katakan, mulai dari mengatakan bodoh dan menyuruhku belajar lagi, hingga mengataiku iri kepada Prof. Mahfud, yang bergaji tinggi dan ah..., pokoknya banyak sekali. Aku tersinggung jika menanggapinya dengan hati. Akhirnya aku tidak buka pemberitahuan di grup itu lagi. Komentarnya pedas sekali. Padahal... andaikan isi tulisan itu dipelajari dan dikaji, tidak ada disana unsur benci, melainkan rasa cinta yang tinggi kepada Prof. Mahfud MD, sebagai putra Madura kebanggan kami. Dalam tulisan itu, penulis tidak mengatakan malu dan benci kepada Prof. Mahfud MD. lantaran beliau yang bergaji tinggi, melainkan penulis berharap beliau kembali seperti dulu lagi, yang kerap juga menimbrung memberikan solusi untuk negeri, peduli rakyat dan negeri, apalagi saat ini yang pecah belah di rezim presiden Jokowi. Kami berharap beliaulah seharusnya menjadi penyalur suara hati, bukan malah sebaliknya mendampingi presiden Jokowi yang telah menyakiti hati umat Islam dan ulama kami. Penulis yakin, duduknya beliau di bagian BPIP berpotensi menimbulkan sebagian besar rakyat mem-bully Prof. Mahfud MD. Rakyat bisa-bisa semakin membenci. Makanya, Itu yang tidak kita inginkan terjadi.
***
Jadi, Kami tidak benci Prof. Mahfud MD. Kami siap bersama Prof. Mahfud MD. Dan berharap, bersama rakyat pula beliau membangun negeri, bukan penguasa yang telah banyak persekusi dan menyakiti para ulama dan guru kami.
|Tulisan Ketujuhbelas Ramadhan 1439 H.
|Jember, 03 Mei 2018 |Sofa kantor, 12.49
No comments:
Post a Comment