GAGAL, TUHAN TELAH MENYEDIAKAN JALAN
Ketika kita mengimpikan sesuatu, tentu kita berjuang untuk mewujudkannya. Mengorbankan banyak hal untuknya, berupa tenaga dan pemikiran, bahkan harta benda yang tidak sedikit, hanya untuk menggapainya.
Namun dengan perjuangan dan pengorbanan itu, tidak berarti kita dapat menentukan keberhasilannya. Karena ada Tuhan yang tahu bagaimana dan seperti apa yang terbaik untuk makhlukNya. Di tangan Tuhanlah keputusannya.
Sejalan dengan apa yang telah saya alami dahulu, usai pengabdian dari pondok. Saya telah bulatkan niat untuk merantau, ikut kakak ipar sepupu saya, bekerja sebagai karyawan pelayaran international, German. Saya hanya berpikir tanpa kuliah jurusan bahasa Inggris pun kalau sudah di luar negeri bersama para native speaker, saya akan hebat dengan sendirinya.
Banyak perjuangan yang saya lakukan, bahkan sampai harus berbulan bulan mendalami bahasa Inggris di rumah orang karena bahasa Inggris sebagai persyaratan utama dan banyak lagi usaha keras lainnya, namun pada akhirnya gagal, lantaran beberapa persyaratan yang dianggap kurang.
Dalam pada itu, perasaan jatuh dari tangga perjuangan itu bergelimang dalam diri saya. Ujung-ujungnya saya lari ke kampus meskipun antusiasku kecil.
Tak pernah terbayang bahwa kalau saya jadi bekerja, perjuangan pendidikan saya yang bertahun tahun di pondok bakal putus waktu itu.
Dan saat ini saya jadi sadar bahwa ternyata Tuhan telah menuntun saya menuju dunia pendidikan, dunia saya. Tuhan telah memberikan jalan terbaik bagi saya. Ya!
Mungkin juga banyak dialami oleh manusia lainnya yang gagal setelah mati-matian memperjuangkan sesuatu, namun setelah kegagalannya mereka mendapati sesuatu yang lebih istimewa daripada yang telah diperjuangkan sebelumnya. Itulah jalan terbaik yang disediaakan Tuhan.
Dan saat ini mungkin hal itu sedang dialami oleh para pasangan calon pemimpin daerah yang telah diputuskan kalah setelah sebelumnya mereka berjuang tanpa lelah. Mereka korbankan pikiran dan tenaga bahkan harta benda, tiada lain hanya untuk memenangkan dirinya. Namun takdir tak memihak pada impiannya.
Hal itu sebaiknya tidak perlu dirisaukan. Ikhlaskan dan terima, ucapkan selamat bagi yang memenangkannya. Memang begitulah pertandingan, ada yang kalah dan mesti ada yang menang. Hal itu adalah kuasa Tuhan yang diberikan sebagai jalan terbaik bagi yang menang sebagai pemenang dan jalan terbaik bagi yang tumbang sebagai yang ditumbangkan.
Kita sebaiknya mengembalikan semuanya pada Tuhan semesta alam, yang maha bijaksana dalam setiap keputusanNya, dimana Dia menyimpan rahasia besar yang kita tidak mengetahuinya.
Kalah bukan berarti Tuhan berhenti sayang, tapi Tuhan telah menyiapkan jalan. Iklash dan tawakkal alallah !
|Penulis : *M Siryi Zamil
|Sampang, 28 Juni 2018 |Rumah, 19.20
No comments:
Post a Comment