Artikel || Opini || Catatan || Cerita || Puisi || Motivasi ¤ BERKARYA UNTUK SEMUA ¤

SEDERHANA


"Kata orang sederhana itu tampil apa adanya, tapi kata saya, sederhana adalah bersyukur sebanyak-banyaknya"

***

Tadi siang, setelah pulang shalat dari musholla, Saya menemukan kado tak dikenal di kamar saya. Kado itu berisi Arlogi, selembar surat, dan permen bertulis "Happy Birthday". Pasti kado ulang tahun, dalam hati saya. Entahlah siapa pengirim kado tersebut, karena saya cari tidak menemukan satu nama pun.

Saya baca surat yang hampir dua halaman kertas buku Sidu itu. Dalam surat itu dia mengungkapkan rasa terimakasih karena telah banyak belajar dari kehidupan saya. Ya, dia mengatakan suka dan kagum akan kesederhanaan saya. Saya yakin dia adalah orang yang sangat paham tentang seluk beluk kehidupan saya.

Kata sederhana dalam surat itulah yang membuat saya merenung panjang dan merindu akan teman teman seorganisasi dulu di pondok, dimana kami selalu diingatkan oleh para senior tentang kesederhanaan.

Kata senior, sederhana itu, kami harus hebat tapi tidak menunjukkan kehebatannya selagi tak dibutuhkan, penampilan boleh biasa tapi pemikiran harus luar biasa, ramah kepada orang lain dan menghargainya, tidak boleh merasa paling tapi biasa, jujur dan apa adanya, dan masih banyak gambaran lainnya tentang kesederhanaan, yang sampai saat ini masih belum saya pahami sejatinya.

Membaca pragraph di atas, mungkin pembaca bertanya, apakah penulis sendiri memiliki sikap sederhana? Saya jawab tidak tau, karena yang menilai saya adalah orang lain, namun begitu saya selalu berusaha untuk bersederhana dan membiasakannya.

Saya suka hal yang sederhana. Termasuk gaya tulisan. Sampai saat ini saya suka tulisan Ahmad Rifa'i Rif'an, sang motivator muda, dimana gaya bahasanya enteng dan mudah dipahami oleh banyak kalangan. Kata beliau, tulisan sederhana itu membuat sesuatu yang rumit menjadi mudah untuk dipahami, bukan sebaliknya.

Berlaku pula bagi sikap manusia, sikap sederhana itu selalu mengakui keadaan yang ada pada dirinya, sekalipun kehinaan, yang biasanya orang lain tidak terima dan mengakuinya, dia  terima dengan lapang dada. Dia tidak suka berlebihan. Bahasa gampangnya, apa adanya.

Sederhana adalah ketika kita selalu mensyukuri apa yang ada pada dirinya. Apa adanya!


|Penulis : *M Siryi Zamil
|Jember, 18 Agustus 2018 |Room,  16.00
Share:

No comments:

Post a Comment