Megawati Soekarnoputri. Baru saja diangkat sebagai Dewan Pembina BPIP. Tugasnya membina dan mempancasilakan kader negeri, digaji Rp.112 jt / bulan, gaji yang sangat tinggi, melebihi gaji presiden Jokowi. Betapa mahalnya ideologi Pancasila, seolah melebihi isi kitab suci, padahal guru ngaji tidak pernah menerima sepeser pun gaji.
Sepekan setelah ditetapkannya sebagai pembina BPIP, Megawati dengan partainya, PDIP, memberikan contoh amalan Pancasila yang sejati, menggeruduk sebuah kantor redaksi dengan tindakan anarki. Itukah contoh seorang Dewan Pembina BPIP, yang katanya ahli dan ingin menguatkan ideologi negeri ? Bukan ! Bagiku, itu bukan tindakan pancasilais, tidak juga sejalan dengan nilai demokrasi. Harusnya berdiskusi dan menuntut pihak redaksi, bukan langsung main menghajar dan menghabisi. Dengan satu tindakan anarki itulah, publik mulai mengecap Dewan Pembina BPIP mencederai ideologi.
Bagiku, selama ini yang berperan mendidik dan menanamkan Ideologi Pancasila adalah golongan pemuka agama, habaib, para ulama dan para kyai bahkan juga para guru ngaji.
Mereka mendidik anak bangsa di masjid-masjid, musholla, juga surau tiap sore dan malam hari. Mereka ajarkan tentang Tuhan yang maha Esa, serta mengajarkan bagaimana bersembah padaNya. Mereka ajarkan kitab suci, yang berisi bagaimana Mereka berucap jujur, bertindak adil dan beradab. Mereka ajarkan tentang pentingnya silaturrahim mempererat tali persaudaraan dalam beragama dan berbangsa. Serta diajarkan segala tentang hakikat hidup yang baik, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat hingga bernegara, yang semuanya terkandung dalam Pancasila. Mereka melakukan semua itu ikhlas tanpa gaji. Mereka sungguh mengabdi.
***
Jadi, pemerintah perlu menyadari bahwa selama ini, para ulama, habaib, serta guru ngaji memiliki didikan Pancasila yang tak diketahui terhadap kader negeri dan itu semua dilakukan tanpa gaji. BPIP harus belajar malu kepada guru ngaji. Salam Mengabdi !
| Penulis : *M Siryi Zamil
|Tulisan 5 Ramadhan 1439 H.
|Jember, 02 Mei 2018 |Musholla,19.59
No comments:
Post a Comment